Bagian roket yang telah meluncur di luar angkasa selama bertahun-tahun akan bertabrakan dengan Bulan. Tabrakan roket tersebut akan terjadi hari ini Jumat, (4/3/2022) sekitar pukul 07.26 ET atau sekitar 19.26 WIB. Roket yang akan menabrak permukaan Bulan tersebut meluncur dengan kecepatan sekitar 8.851 km per jam. Peristiwa ini akan menjadi potongan sampah luar angkasa yang pertama kali secara tidak sengaja menabrak permukaan Bulan. Namun seperti dikutip dari CNN, peristiwa itu tak akan terlihat dari Bumi karena tabrakan diperkirakan terjadi di sisi jauh Bulan. “Jika itu (tabrakan) dapat diamati, Anda akan melihat kilatan besar dan debu serta pecahan roket yang hancur, kerikil serta batu besar terlempar, beberapa di antaranya sejauh ratusan kilometer,” kata Bill Gray, peneliti independen yang fokus pada dinamika orbital dan pengembang perangkat lunak astronomi.
Satu-satunya cara untuk mengetahui dengan tepat di mana roket akan menabrak Bulan adalah melalui foto. Sayangnya, Lunar Reconnaissance Orbiter NASA, wahana antariksa yang mengorbit Bulan, tak akan berada dalam posisi untuk mengamati dampak yang terjadi. Akan tetapi, pengamatan mungkin bisa dilakukan setelah roket tabrak Bulan terjadi dengan melihat perubahan pada lingkungan Bulan dan kemudian mengidentifikasi kawah yang terbentuk dari dampak tabrakan. “Peristiwa ini menjadi peluang penelitian yang menarik,” ungkap NASA dalam pernyataannya. Setelah tumbukan, Lunar Reconnaissance Orbiter NASA dapat menggunakan kameranya untuk mengidentifikasi lokasi tumbukan, membandingkan gambar lama dengan gambar yang diambil setelah tumbukan. Sementara pencarian kawah tumbukan akan lebih menantang dan mungkin akan memakan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Selain mengakibatkan kawah tumbukan yang diperkirakan dapat mencapai diameter hingga 20 meter, tabrakan roket dengan Bulan hari ini juga memiliki dampak lainnya.
Menurut David Rothery, profesor geologi planet di The Open University, Inggris menyebut tumbukan akan menyebabkan kemungkinan adanya biokontaminasi. Hal tersebut karena bagian roket tak steril saat diluncurkan. “Sebagian besar mikroba akan mati tetapi mungkin tak semua. Mereka mungkin tak akan bereproduksi tetapi risikonya sangat kecil,” katanya.
Asal-usul roket yang akan tabrak Bulan
Asal usul bagian roket yang akan menabrak Bulan ini masih tidak jelas. Namun ada kemungkinan bahwa itu berasal dari misi Bulan milik China tahun 2014. Tetapi hal tersebut dibantah oleh Kementerian Luar Negeri China yang menyebut bahwa bagian roket milik China terbakar saat masuk kembali ke atmosfer Bumi. Tidak ada lembaga yang secara sistematis melacak puing-puing luar angkasa yang begitu jauh dari Bumi.
Kebingungan tentang asal-usul roket ini pun menjadi perhatian bahwa perlu untuk memiliki lembaga resmi yang memantau sampah luar angkasa. Para ahli juga mengatakan tantangan yang lebih besar berasal dari puing-puing di orbit rendah Bumi, area di mana puing dapat bertabrakan dengan satelit yang masih berfungsi. Jika hal tersebut terjadi maka akan menciptakan lebih banyak sampah luar angkasa dan mengancam kehidupan manusia di dalam wahana antariksa berawak. Setidaknya ada 26.000 keping sampah antariksa yang mengorbit dengan ukuran mulai dari bola softball atau lebih besar dan dapat menghancurkan satelit. Selain itu masih ada 500.000 benda seukuran kelereng yang dapat menyebabkan kerusakan pada wahana luar angkasa atau satelit. Lalu lebih dari 100 juta keping puing-puing sampah luar angkasa seukuran butiran garam yang tetap bisa merusak pakaian astronot.
Sumber : Kompas.com