Jakarta, Fusilatnews. – Dalam pernyataannya yang terkesan aneh dan kurang memahami esensi sistem presidensial, Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat, Syahrial Nasution, menantang mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, untuk bergabung dengan partai politik. Syahrial membandingkan Anies dengan mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, yang kini menjadi kader partai Golkar.
“Pak Anies @aniesbaswedan seru juga kalau masuk parpol,” kata Syahrial di akun media sosial X, yang dibagikan kepada wartawan pada Minggu (30/6/2024).
Syahrial berargumen bahwa jika Anies menjadi kader partai, ia akan lebih memahami perjuangan politik yang sesungguhnya, dan tidak akan merasa namanya lebih besar daripada partai politik.
“Supaya ikut merasakan perjuangan politik yang lebih fundamental. Mewarnai partai dengan popularitasnya sehingga tidak merasa besar sendiri,” ujarnya.
Namun, pernyataan ini menunjukkan ketidakpahaman Syahrial terhadap esensi dari sistem presidensial. Dalam sistem presidensial, rakyat memilih pemimpin secara langsung berdasarkan kualitas dan visi pribadinya, bukan berdasarkan afiliasi partai politik. Ini berbeda dengan sistem parlementer, di mana rakyat memilih partai politik dan partai tersebut yang kemudian memilih pemimpinnya.
Dalam sistem presidensial, partai politik lebih berperan dalam mendukung dan mengusung figur yang sejalan dengan visi dan platform partai, tanpa harus menjadikannya kader partai. Oleh karena itu, desakan agar Anies Baswedan bergabung dengan partai politik agar tidak merasa lebih besar daripada partai, menunjukkan kesalahpahaman mendasar mengenai peran partai dalam sistem presidensial.
Syahrial juga menaruh hormat kepada Ridwan Kamil yang bergabung dengan Partai Golkar setelah menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, dan menyatakan bahwa nama Ridwan Kamil tidak luntur meskipun menjadi kader partai.
“Salut untuk Kang Emil @ridwankamil yang berani tampil sebagai kader partai tanpa merontokkan nama besarnya,” tambahnya.
Saat ini, nama Anies Baswedan disebut-sebut akan kembali ke pentas Pilgub Jakarta dengan dukungan PKS. Sementara itu, Ridwan Kamil diprediksi akan maju dalam Pilgub Jakarta atau Pilgub Jawa Barat.
Syahrial perlu memahami bahwa dalam sistem presidensial, kekuatan individu dan visinya yang menjadi penentu, bukan keanggotaan dalam partai politik. Tantangan untuk Anies agar bergabung dengan partai politik, justru menyoroti ketidakpahaman akan prinsip-prinsip dasar dari sistem presidensial yang diterapkan di Indonesia.