Manila, FusilatNews – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Filipina resmi memakzulkan Wakil Presiden Sara Duterte dalam sidang yang digelar pada Senin (5/2). Pemakzulan ini didukung oleh mayoritas anggota parlemen dengan tuduhan yang mencakup ancaman terhadap Presiden Ferdinand Marcos Jr., dugaan korupsi, serta kegagalan dalam merespons agresi China di Laut China Selatan.
Keputusan ini menandai eskalasi konflik politik antara Duterte dan Marcos, yang sebelumnya merupakan sekutu dalam Pemilu 2022. DPR mengajukan tiga tuduhan utama terhadap Duterte, yakni persekongkolan untuk membunuh Marcos, penyalahgunaan dana intelijen sebesar 612,5 juta peso (sekitar Rp170 miliar), serta kegagalannya dalam menentang tindakan agresif China di perairan yang disengketakan.
Pecahnya Aliansi Duterte-Marcos
Pemakzulan ini merupakan puncak dari ketegangan yang telah membara antara kubu Duterte dan Marcos sejak pertengahan 2023. Ketegangan meningkat setelah DPR Filipina memangkas anggaran Kantor Wakil Presiden secara drastis dalam usulan APBN 2025. Langkah ini dianggap sebagai pukulan politik bagi Duterte yang pada Juni 2024 telah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Pendidikan.
Selain itu, laporan media setempat menyebut bahwa Duterte sempat mengancam akan membunuh Presiden Marcos beserta keluarganya jika dirinya terbunuh. Ancaman ini memperdalam konflik di antara dua dinasti politik berpengaruh di Filipina.
Dukungan dan Kritik
Pendukung Sara Duterte menyebut pemakzulan ini sebagai bentuk penganiayaan politik oleh kelompok yang pro-Marcos. Mereka menilai tuduhan yang dialamatkan kepada Duterte tidak berdasar dan merupakan bagian dari upaya melemahkan oposisi. Sebaliknya, para kritikus menegaskan bahwa pemakzulan ini didasarkan pada bukti kuat terkait penyalahgunaan kekuasaan dan ancaman terhadap stabilitas negara.
Sidang selanjutnya akan digelar di Senat Filipina untuk menentukan nasib akhir Duterte sebagai Wakil Presiden. Jika terbukti bersalah, ia tidak hanya akan diberhentikan dari jabatannya, tetapi juga bisa menghadapi larangan seumur hidup untuk menduduki jabatan publik.
Situasi politik Filipina kini semakin memanas, dan hasil sidang Senat mendatang akan menjadi momen penentu bagi masa depan politik Sara Duterte serta dinasti Duterte di panggung nasional.**
(FN/Tim Redaksi)**