Dalam polemik ini Luhut membantah harga nikel dunia turun karena banjir pasokan dari Indonesia. Menurut Luhut, perlu kajian panjang untuk membuktikan hal itu.
Jakarta – Fusilatnews – Co-Captain Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) Tom Lembong berpolemik seru soal anjloknya harga nikel melawan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Dalam polemik ini Luhut membantah harga nikel dunia turun karena banjir pasokan dari Indonesia. Menurut Luhut, perlu kajian panjang untuk membuktikan hal itu.
Luhut menegaskan harga komoditas harus dilihat dari rata-rata jangka panjang. menurut Luhut pergerakan harga nikel masih dalam rangka mencari titik keseimbangan.
Itu kan at the end cari equilibriumnya. Dia kan cari anu sendiri. Apa saja komoditi itu kamu lihatnya nggak boleh dari setahun dua tahun harus 5-10 tahun.
Harus dilihat kumulatif harganya. Kemudian melihat harga rata-ratanya,” kata Luhut di Kantor Kemenko Marves, Jakarta Pusat, Rabu (7/2/2024).
Dia tak masalah bila banyak tambang di negara lain tutup karena pergerakan harga itu. Luhut mengatakan hal terpenting adalah tambang nikel di Indonesia lanjut.
“Ya biar aja tambang dunia tutup, asal kita enggak ikut-ikutan,” ujarnya.
Pernyataan Luhut itu ditanggapi Tom Lembong. Dia meminta Luhut hati-hati berbicara.
Menurut Tom, harga nikel masih akan turun beberapa tahun ke depan. Dia menilai potensi tambang-tambang dan smelter nikel di Indonesia tutup masih sangat memungkinkan.
“Hati-hati berbicara terlalu dini karena ini kisahnya belum selesai, masih ada beberapa tahun lagi di mana harga nikel akan turun terus melemah dengan konsekuensi bagi industri smelter maupun tambang nikel di Indonesia,” kata Tom
Sebelumnya, The Business Times melaporkan harga nikel di LME turun hampir 50 persen sejak 3 Januari 2023. Harga komoditas itu anjlok ke US$ 15.000 per ton atau sekitar Rp234 juta per ton.
Laporan itu menyebut kondisi ini disebabkan banjir pasokan nikel dari Indonesia akibat investasi dan terobosan teknologi besar-besaran di China.