Pengamat politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komaruddin, menyatakan langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) meluapkan sejumlah kejengkelan saat memberikan pengarahan tentang aksi afirmasi bangga buatan Indonesia merupakan sinyal bahwa reshuffle kabinet akan dilakukan dalam waktu yang tidak lama lagi.
Menurutnya, reshuffle kabinet kemungkinan akan dilakukan oleh Jokowi sebelum atau sesudah Hari Raya Idulfitri/Lebaran tahun ini.
“Saya lihat [reshuffle] tinggal tunggu waktu. Sebelumnya tidak ada statement terkait reshuffle, orang Jawa kalau sudah mengatakan itu sudah marah, artinya ke depan kemungkinan reshuffle. Tinggal tunggu waktu saja,” kata Ujang kepada CNNIndonesia.com, Jumat (25/3).
Ia menilai, langkah Jokowi meluapkan amarah bukan gimmick politik. Menurutnya, Jokowi benar-benar marah karena impor masih terus dilakukan oleh para menteri kepala lembaga, kepala daerah, hingga petinggi BUMN hingga saat ini.
“Jokowi serius. Kenyataan kita ini memang semua produk impor, mulai dari peniti, centong nasi di dapur, beras, kedelai produk bahan pangan kita untuk rumah tangga impor,” katanya.
Ujang pun menagih ketegasan Jokowi untuk mengganti pejabat-pejabat yang masih melakukan impor hingga hari ini. hal ini lantaran peringatan untuk menggunakan produk dalam negeri sudah diserukan Jokowi sejak lama.
“Persoalannya dari dulu mengatakan cintai produk Indonesia tapi sampai sekarang masih terjadi. Semestinya kalau masih ada menteri yang begitu ganti saja,” ucap Ujang.
Sebelumnya, Jokowi meluapkan sejumlah kejengkelan saat memberikan pengarahan kepada menteri, kepala lembaga, kepala daerah, dan BUMN tentang aksi afirmasi bangga buatan Indonesia, Jumat (25/3).
Saat di Bali, Jokowi sampai mengeluarkan kata bodoh hingga melarang peserta yang hadir tepuk tangan di sela-sela dirinya bicara.
Awalnya, Jokowi mengatakan realisasi pengadaan barang dan jasa dari dalam negeri baru atau made in Indonesia Rp214 triliun per hari ini. Angka ini setara dengan 14 persen dari total anggaran yang sebesar Rp1.481 triliun.
Jokowi juga sempat menyentil seragam hingga sepatu tentara dan polisi yang juga beli dari luar negeri. Belum lagi pulpen hingga buku tulis yang juga masih berasal dari luar negeri.
“Jangan ini diteruskan, setop. Kalau semua beli produk dalam negeri maka lompat ekonomi kita,” katanya.
Jokowi pun menyoroti impor tempat tidur di rumah sakit dan alat kesehatan. Berkaitan dengan impor alat kesehatan dan tempat tidur rumah sakit ini, kejengkelan langsung ia arahkan kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
“Alkes, menteri kesehatan, tempat tidur untuk rumah sakit, produksi saya lihat ada di Yogyakarta, Bekasi, Tangerang. (Tapi) masih impor, mau diteruskan? Mau saya umumkan kalau saya jengkel,” katanya.
Lalu, impor alat pertanian. Kegeraman terjadi saat Jokowi menanam jagung di Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT) kemarin. Saat itu Jokowi menemukan traktor yang sebenarnya tidak berteknologi tinggi dibeli dari luar negeri.
“Alat mesin pertanian, traktor tak berteknologi tinggi saja impor, jengkel saya,” ujarnya