Oleh: Karyudi Sutajah Putra
Jakarta, Fusilatnews – Nila setitik rusak susu sebelanga. Demikanlah. Gegara ulah segelintir oknum warga, kini Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, terkenal dengan sebutan “kampung maling”, “kampung bandit”, ” “kampung penadah” dan sejenisnya. Bahkan stigma buruk tersebut muncul di Google Maps saat netizen mengeklik Sukolilo.
Sebutan itu muncul pasca-tragedi berdarah berupa pengeroyokan yang menewaskan bos rental mobil asal Jakarta, Burhanis (52), Kamis (6/6/2024) lalu.
Tragedi berdarah itu bermula saat Burhanis beserta tiga rekannya yang datang ke desa itu untuk mengambil mobil rental niliknya yang tak kunjung dikembalikan oleh penyewa. Ironisnya, mereka justru diteriaki maling dan dikeroyok, bahkan mobil mereka pun dkbakar oleh oknum-oknum warga desa.
Polisi sejauh ini telah menetapkan empat orang sebagai tersangka penganiayaan. Setelah melakukan penggerebekan di tiga desa di Sukolilo, polisi menemukan 33 motor dan 6 mobil bodong alias tanpa surat-surat resmi.
Diminta komentar soal peristiwa tragis ini, Ketua Umum Senkom Mitra Polri Dr H Katno Hadi SE MM menyesalkan adanya stigma negatif terhadap Desa Sumbersoko di Kecamatan Sukolilo, Pati, yang disebut sebagai “kampung maling” atau “kampung bandit” dan sejenisnya, bahkan sebutan itu sampai muncul di Google Maps. “Tak bisa ‘digebyah uyah’ (disamaratakan). Itu ‘kan ulah segelintir oknum warga. Jangan ‘nila setitik rusak susu sebelanga’,” kata Katno Hadi saat dihubungi Fusilatnews.com dari Jakarta, Sabtu (15/6/2024).
Sebab itu, Haji Katno mengapresiasi langkah tegas dan cepat Polri, baik dari Polda Jateng, Polres Pati, maupun Polsek Sukolilo yang telah menangkap dan menetapkan para tersangka pengeroyokan, serta melakukan penggerebekan dengan mengamankan sedikitnya 33 motor dan 6 mobil bodong.
“Selain untuk ‘law enforcement’ (penegakan hukum), juga untuk membersihkan nama baik Desa Sumbersoko dan Kecamatan Sukolilo bahkan Pati pada umumnya dari stigma negatif sebagai ‘kampung maling’, ‘kampung bandit’ atau sebutan negatif lainnya. Sebab faktanya memang kasus itu muncul akibat ulah segelintir oknum, bukan mayoritas warga desa atau bahkan seluruh warga desa,” jelas Haji Karno yang dikenal sebagai pengusaha nasional kelahiran Solo, Jawa Tengah, ini.
Pemilik D’Lawu Bistro & Montain Cottage di kaki Gunung Lawu, Karanganyar, Jateng, ini pun mengapresiasi kinerja polisi yang cepat dan tepat dalam mengungkap kasus yang sempat menggegerkan tersebut.
Menurut pria “low profile” ini, kinerja polisi yang “tanggap, tanggon, trengginas” itu merupakan wujud komitmen polisi dalam penegakan hukum serta menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
“Kami sangat berterima kasih kepada Kapolri, Kapolda Jateng, dan Kapolres Pati beserta jajaran yang telah menindaklanjuti laporan kami sehingga jajaran kepolisian berhasil menangkap dengan cepat para pelaku pengeroyokan,” ucap pria yang mendapat anugerah gelar kebangsawanan Kanjeng Pangeran (KP) dari Kasunanan Surakarta Hadiningrat ini.
Di sisi lain, Haji Katno menyesalkan ulah para tersangka yang merenggut nyawa korban dan mencoreng nama baik Desa Sumbersoko dan Kecamatan Sukolilo tersebut. “Kami sangat menyesalkan tindak kekerasan para pelaku. Mereka tidak hanya melanggar hukum, tapi juga mencederai nilai-nilai kemanusiaan dan ketertiban masyarakat, serta mencoreng nama baik wilayah,” tandas sahabat dekat Presiden Joko Widodo ini.
Diketahui, Senkom Mitra Polri adalah kelompok masyarakat yang ingin berperan dalam membantu menginformasikan dan membantu pengamanan lingkungan di sekitarnya atau di mana saja berada serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya pengamanan swakarsa di lingkungan masing-masing sebagai wujud bela negara dengan semangat patriotisme dan nasionalisme dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).