Semarang – Fusilatnews – Banjir dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Pekalongan beberapa hari lalu bukan semata-mata disebabkan oleh tingginya curah hujan, melainkan juga akibat ulah tangan manusia yang merusak alam. Salah satu penyebab utama adalah alih fungsi lahan, yakni pengubahan hutan menjadi kebun, terutama di kawasan perbukitan dan pegunungan.
Hal tersebut disampaikan oleh Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, seusai meninjau Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, yang terdampak longsor. Bencana tersebut mengakibatkan lebih dari 20 warga tewas.
“Di beberapa tempat, termasuk di sini (Pekalongan), penyebab utamanya memang alih fungsi lahan,” ujar Nana dalam keterangan pers yang dirilis Pemprov Jateng, Kamis (23/1/2025).
Nana mencontohkan kejadian serupa yang pernah terjadi di Kabupaten Brebes, di mana alih fungsi lahan di daerah hulu menjadi penyebab utama bencana. “Tadinya hutan diubah menjadi kebun,” tambahnya.
Untuk mengantisipasi bencana serupa, Pemprov Jateng telah menjalankan program penanaman pohon. Namun, Nana mengakui tantangan besar masih ada. “Kadang-kadang masyarakat memaksakan kehendak,” ujarnya.
Terkait bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Petungkriyono pada Senin (20/1/2025) lalu, Nana menekankan pentingnya edukasi lingkungan kepada masyarakat. Desa Kasimpar menjadi wilayah yang paling parah terdampak.
Hingga saat ini, tercatat 22 orang meninggal dunia akibat bencana tersebut, dan empat warga lainnya masih dinyatakan hilang.
Selain itu, Nana juga menyoroti kerusakan infrastruktur akibat bencana. Tiga jembatan yang menghubungkan Kecamatan Petungkriyono dengan Kecamatan Doro rusak atau putus akibat banjir. Untuk membuka kembali akses ke wilayah terdampak, Pemprov Jateng akan membangun jembatan Bailey.
“Jembatan Bailey ini merupakan jembatan darurat sementara yang direncanakan sepanjang 40 meter. Nantinya, jembatan ini akan menjadi akses penghubung antara Petungkriyono dan Doro,” ungkap Nana pada Rabu (22/1/2025).
Banjir dan tanah longsor juga melanda sejumlah daerah lain di Jawa Tengah pada hari yang sama, di antaranya Kabupaten Tegal, Kota Tegal, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Pemalang, Kota Semarang, Kabupaten Demak, Kabupaten Grobogan, dan Kabupaten Sragen.