Jakarta-FusilatNews– Aktivis dan dokter Tifa menumpahkan kemarahannya dalam sebuah unggahan di media sosial yang menuai reaksi keras dari para pendukung Presiden Joko Widodo. Dalam pernyataannya, Dr. Tifa menyebut bahwa hujatan yang diterimanya berasal dari “gerombolan ternak kodok,” merujuk pada kelompok yang ia nilai membela kebijakan pemerintah tanpa kritis.
“Saya tentu tidak bicara sekasar ini untuk manusia. Saya bicara kasar begini, karena yang saya maki bukan manusia, tapi setan. Setan bajingan,” tulisnya dengan nada penuh amarah.
Ia menyoroti berbagai tragedi yang terjadi di era pemerintahan Jokowi, mulai dari kasus wafatnya Mujahid KM50, 890 petugas KPPS, hingga 173 korban tragedi Kanjuruhan. Menurutnya, hanya “setan bajingan” yang masih bisa tertawa di atas penderitaan rakyat.
Selain itu, Dr. Tifa juga menyinggung dampak reklamasi di Teluk Jakarta yang menyebabkan para nelayan kehilangan lahan, tercemarnya air akibat limbah pabrik, serta semakin sulitnya akses laut bagi masyarakat pesisir. Ia menuding bahwa tindakan menjual laut negara sebagai kavling adalah bentuk kejahatan.
Lebih lanjut, ia mengecam aksi Jokowi yang dianggapnya tidak memiliki empati terhadap rakyat kecil yang terintimidasi oleh preman bayaran dan kehilangan tanah akibat keserakahan para konglomerat.
Pernyataan Dr. Tifa ini sontak memicu respons keras dari para pendukung pemerintah yang merasa pernyataannya terlalu kasar dan provokatif. Namun, bagi sebagian pihak, kritik tajam yang dilontarkan Dr. Tifa dianggap sebagai bentuk keberanian dalam menyuarakan ketidakadilan yang terjadi di tengah masyarakat.
Hingga berita ini ditulis, unggahan Dr. Tifa masih menuai perdebatan sengit di media sosial.