Dunia advokat di Indonesia tidak hanya dipenuhi oleh para pembela keadilan yang bekerja di balik layar, tetapi juga oleh figur-figur kontroversial yang kerap menjadi pusat perhatian publik. Dua di antaranya adalah Razman Arif Nasution dan Hotman Paris, dua sosok pengacara dengan gaya dan karakter yang begitu kontras, sebagaimana terlihat dalam insiden kericuhan di Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada 6 Februari 2025.
Razman Arif Nasution: Emosi dan Konfrontasi
Razman dikenal sebagai sosok yang berapi-api dan sering kali tidak ragu untuk mengekspresikan emosinya secara terbuka. Dalam banyak kesempatan, ia menunjukkan keberanian dalam berhadapan dengan lawan, bahkan jika itu berarti menimbulkan kontroversi. Insiden di PN Jakarta Utara menjadi salah satu contoh nyata ketika ia meluapkan amarahnya di ruang sidang, bahkan mendekati Hotman Paris dalam suasana yang memanas.
Gaya Razman yang konfrontatif sering kali memicu perdebatan mengenai profesionalisme seorang pengacara. Meskipun ia mengklaim memperjuangkan keadilan bagi kliennya, pendekatan agresif yang ia gunakan lebih sering menimbulkan sensasi ketimbang memperkuat argumen hukum. Ini menunjukkan bahwa meskipun seorang advokat memiliki keberanian, kontrol diri dan etika tetap menjadi aspek yang tak bisa diabaikan dalam dunia hukum.
Hotman Paris: Retorika dan Strategi
Sebaliknya, Hotman Paris dikenal sebagai pengacara flamboyan dengan strategi yang lebih diplomatis dan retorika tajam. Ia lebih memilih menggunakan kecerdasan hukum dan permainan kata-kata untuk memenangkan argumen dibanding konfrontasi langsung. Sosoknya yang gemar tampil di media sosial dengan gaya hidup mewah serta sikap santainya dalam menghadapi berbagai kasus menjadikannya salah satu pengacara paling dikenal di Indonesia.
Namun, pendekatan Hotman tidak berarti bebas dari kontroversi. Ia kerap menggunakan platform publik untuk menyuarakan opininya tentang kasus yang sedang ia tangani, sesuatu yang oleh sebagian kalangan dianggap sebagai upaya membangun opini publik demi keuntungan kliennya. Meski begitu, tidak bisa dipungkiri bahwa ia memiliki kecerdasan hukum yang tajam dan pengalaman panjang dalam menangani kasus besar.
Dua Wajah Advokat, Satu Realitas Profesi
Kisah Razman dan Hotman mencerminkan dua sisi dunia advokat di Indonesia: satu penuh dengan emosi dan konfrontasi, sementara yang lain lebih strategis dan penuh perhitungan. Keduanya memiliki pengaruh yang besar dalam lanskap hukum Indonesia, baik sebagai pengacara maupun sebagai figur publik.
Insiden di PN Jakarta Utara menjadi pengingat bahwa dalam dunia hukum, bukan hanya pengetahuan yang penting, tetapi juga sikap dan etika dalam menjalankan profesi. Advokat memiliki peran besar dalam menjaga marwah pengadilan dan kepercayaan publik terhadap sistem hukum. Jika mereka lebih sering terlibat dalam perseteruan pribadi daripada fokus pada keadilan, maka dunia hukum tidak lagi menjadi tempat bagi pencari keadilan, melainkan arena pertunjukan ego dan kepentingan pribadi.
Kisah ini bukan sekadar tentang Razman dan Hotman, tetapi refleksi bagi seluruh advokat: apakah ingin dikenal karena ketegasan dan kecerdasan, atau justru karena kontroversi yang mereka ciptakan?