Oleh: Karyudi Sutajah Putra
Jakarta, Fusilatnews – Setelah hampir 10 bulan vakum, Gerakan Salat Subuh Berjamaah akhirnya kembali aktif di Masjid Nurul Baqo, Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan, pada Senin (16/9/2024). Kebangkitan ini bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal.
Selain ceramah oleh Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Nurul Baqo, Ustadz Drs. H. Abdul Hadi Fatah, acara juga diramaikan dengan bazar makanan dan minuman dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Panitia menyediakan voucher belanja senilai Rp20.000 per orang, yang bisa ditukarkan dengan produk-produk UMKM di sekitar masjid.
“Mohon maaf, setelah jeda lebih dari sembilan bulan, baru hari ini Gerakan Salat Subuh Berjamaah kita mulai lagi. Terakhir kali diadakan pada Desember 2023. Insya Allah ke depan, kita akan rutin mengadakannya kembali,” ujar Ustadz Abdul Hadi dalam ceramah pembukaannya.
Menurut Ustadz Hadi, tujuan gerakan ini bukanlah untuk mendukung politik, terutama Pilkada Jakarta 2024 yang akan digelar pada 27 November mendatang. “Ini semata-mata untuk memakmurkan masjid dan menyebarkan syiar Islam. Tidak ada kaitannya dengan politik,” jelasnya, sembari menegaskan bahwa gerakan ini murni untuk kepentingan umat.
Sebelum ceramah dimulai, acara dibuka dengan pembacaan selawat Nabi yang dipimpin oleh Ustadz Muhammad Sholeh, S.Ag. Pembukaan acara dilakukan oleh H. Joko Haryanto, S.T., M.T., yang juga menjabat sebagai Sekretaris DKM Nurul Baqo.
Dalam tauziyahnya, Ustadz Hadi mengajak jamaah untuk meneladani perilaku dan akhlak Rasulullah Muhammad SAW, yang akhlaknya, menurut pernyataan istrinya Siti Aisyah RA, merupakan wujud nyata dari ajaran Al-Quran. “Ketika ditanya bagaimana akhlak Nabi, Siti Aisyah RA menjawab bahwa akhlak Rasulullah SAW adalah Al-Quran. Apa yang tertulis dalam Al-Quran itulah yang dijalankan oleh Nabi,” terang Ustadz Hadi.
Ia juga menekankan bahwa akhlak mulia yang dimiliki Rasulullah SAW merupakan salah satu mukjizat yang Allah berikan kepadanya, sebagaimana Nabi Musa AS diberi mukjizat berupa tongkat untuk mengalahkan Fir’aun. “Dengan akhlaknya yang mulia, Rasulullah menaklukkan musuh-musuhnya, sehingga mereka akhirnya beriman dan masuk Islam,” jelasnya.
Sebagai contoh, Ustadz Hadi menceritakan kisah Waraqah yang hendak membunuh Nabi dengan pedangnya, namun terjatuh dari kudanya sebelum berhasil. Alih-alih membalas dendam, Rasulullah malah menolong Waraqah tanpa menunjukkan rasa marah atau dendam. Kisah ini, menurutnya, sesuai dengan ajaran dalam Surat Ali Imran ayat 159: *”Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh Allah mencintai orang yang bertawakal.”*
Mengakhiri ceramahnya, Ustadz Hadi sekali lagi mengajak jamaah untuk terus meneladani akhlak dan perilaku Nabi Muhammad SAW, yang diperingati pada hari ini.