Sejumlah wilayah dunia diramal bakal tenggelam pada 2050 mendatang. Ini termasuk Jakarta, yang menurut Forum Ekonomi Dunia sebagian besarnya akan terendam air nantinya.
Ancaman pada Jakarta dan sejumlah wilayah lainnya disebabkan naiknya permukaan air laut dengan cepat. Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) melaporkan tingkatnya telah meningkat lebih dari dua kali lipat yakni 1,4 milimeter per tahun pada sebagian besar abad ke-20 menjadi 3,6 mm per tahun dari periode 2006-2015.
NOAA memperkirakan jika permukaan laut kemungkinan akan naik setidaknya 0,3 m di atas tingkat yang terlihat tahun 2000 di awal abad berikutnya. Panel Antar pemerintah tentang Perubahan Iklim PBB memperkirakan kenaikan mencapai 40 dan 63 cm tahun 2100 mendatang.
“Apakah kota atau negara menghilang bergantung pada apakah kita sebagai manusia melakukan sesuatu untuk melawan ancaman itu,” ujar profesor geomorfologi pesisir di University of Plymouth Inggris, Gerd Masselink, dikutip dari Live Science, Selasa (29/3/2022).
“Sebagian besar wilayah Belanda sudah berada di bawa permukaan laut namun tidak menghilang, dikarenakan Belanda sedang membangun dan memelihara pertahanan pesisirnya”.
Live Science menuliskan kemungkinan tidak ada negara yang akan tenggelam tahun 2100, namun banyak kota besar yang berada pada risiko serius. Salah satunya adalah di Jakarta.
BBC pernah menjuluki Jakarta sebagai ‘kota yang paling cepat tenggelam di dunia. Earth.org melaporkan kota ini tenggelam 5-10 cm per tahunnya akibat drainase air tanah yang berlebihan.
Bukan hanya Jakarta, nasib serupa juga bakal dialami Dhaka di Bangladesh, Lagos Nigeria dan Bangkok Thailand. Pada 2100, seluruh kota itu juga bisa tenggelam atau memiliki lahan yang berada di bawah air dan tidak bisa digunakan.
Naiknya permukaan laut juga kemungkinan akan berdampak besar pada Amerika Serikat (AS). Berdasarkan proyeksi belum lama ini, banyak kota di negara itu akan menghadapi masalah serius tahun 2050 dengan sejumlah lahan luas berpotensi tak layak huni.
Sementara itu, Union of Concerned Scientist (UCS) melaporkan Maladewa merupakan negara terdatar di Bumi dengan ketinggian rata-rata 1 meter. Jika Maladewa mengalami kenaikan permukaan laut hanya 45 cm, maka akan kehilangan 77% dari luas daratannya tahun 2100 mendatang.
Selain Maladewa, ada juga Kiribati yang memiliki ketinggian rata-rata sangat rendah yakni 1,8 meter. Pulau kecil di jantung Pasifik itu bisa kehilangan dua pertiga daratannya jika permukaan laut naik 3 kaki atau 0,9 meter.