Wajima, Ishikawa — Perdana Menteri Jepang yang baru dilantik, Shigeru Ishiba, melakukan kunjungan ke Prefektur Ishikawa pada Sabtu, sebagai bagian dari inspeksi pertamanya sejak menjabat. Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau upaya pemulihan di daerah yang dilanda gempa bumi dahsyat pada Januari dan hujan lebat pada September.
Ishiba mengunjungi beberapa wilayah di mana hujan deras akhir bulan lalu menyebabkan banjir besar, termasuk daerah-daerah yang masih menampung penyintas gempa yang menghancurkan pada Hari Tahun Baru. Gempa berkekuatan 7,6 tersebut telah merenggut lebih dari 400 jiwa, dan banyak korban selamat yang tinggal di tempat penampungan sementara.
Selama kunjungannya ke Wajima, salah satu kota yang paling terdampak, Ishiba berbincang dengan warga yang harus mengungsi dari tempat penampungan sementara karena banjir. Ia juga meninjau pasar besar yang hancur akibat kebakaran setelah gempa tersebut.
“Adalah tanggung jawab pemerintah untuk menciptakan kondisi kehidupan terbaik di tempat-tempat evakuasi,” ujar Ishiba kepada para warga di salah satu tempat penampungan di Wajima, menekankan komitmennya untuk memperbaiki situasi bagi para korban bencana. Ia berjanji akan segera menyediakan dana tambahan untuk pemulihan dan memerintahkan para menteri terkait untuk menggunakan dana cadangan guna mendukung percepatan pemulihan.
Hujan lebat pada bulan September telah memperburuk situasi di wilayah tersebut, dengan korban jiwa setidaknya mencapai 14 orang serta menyebabkan lebih banyak kerusakan pada rumah-rumah yang sebelumnya sudah terdampak gempa.
Di sisi lain, Ishiba mendapat desakan dari oposisi terkait cara pemerintahannya menangani pendanaan pemulihan bencana. Yoshihiko Noda, ketua Partai Demokrat Konstitusional Jepang yang merupakan partai oposisi terbesar, juga mengunjungi wilayah yang terdampak banjir pada hari Sabtu. Noda mengkritik penggunaan dana cadangan oleh Ishiba, dan menyerukan penyusunan anggaran tambahan yang memerlukan persetujuan dari parlemen (Diet).
Sebagai daerah yang menghadapi krisis ganda, baik bencana alam maupun ekonomi, respons pemerintah terus diawasi ketat saat mereka menavigasi tantangan pemulihan serta dinamika politik terkait manajemen bencana.
© KYODO