• Login
ADVERTISEMENT
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
Fusilat News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Feature

Membayangkan Greenpeace Indonesia Mendapat Izin Pertambangan – “Kebijakan Jahiliyah Bahlul”

Ali Syarief by Ali Syarief
June 4, 2024
in Feature
0
Membayangkan Greenpeace Indonesia Mendapat Izin Pertambangan – “Kebijakan Jahiliyah Bahlul”
Share on FacebookShare on Twitter

Bayangkan sebuah dunia di mana Greenpeace Indonesia, organisasi yang dikenal luas sebagai penjaga lingkungan, mendapati diri mereka diberi izin pertambangan oleh pemerintah. Kedengarannya seperti plot novel distopia, bukan? Namun, inilah yang mungkin terjadi jika dunia berjalan dengan logika terbalik, sebuah parodi tragikomedi yang melukiskan betapa absurdnya kebijakan ini.

Pemerintah baru-baru ini mengeluarkan kebijakan kontroversial yang memberikan izin pertambangan kepada organisasi masyarakat (Ormas), yang memicu perdebatan luas di kalangan aktivis lingkungan, akademisi, dan masyarakat. Pemerintah berargumen bahwa langkah ini bertujuan untuk memberdayakan ekonomi lokal dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam. Namun, kebijakan ini menuai kritik tajam karena berpotensi menimbulkan konflik kepentingan, mengingat Ormas yang seharusnya mengawasi pemerintah kini terlibat langsung dalam bisnis yang mereka awasi. Kekhawatiran juga muncul terkait dampak lingkungan dan sosial dari operasi pertambangan yang mungkin tidak dapat dikelola dengan baik oleh Ormas yang kurang berpengalaman. Selain itu, ada risiko penyalahgunaan izin pertambangan oleh Ormas yang memiliki koneksi politik, membuka celah bagi korupsi dan nepotisme. Sehingga, kebijakan ini dianggap bisa merusak tatanan kehidupan sosial dan lingkungan, serta menciptakan masalah baru yang kompleks jika tidak diatur dan diawasi dengan ketat.

Bayangkan sebuah dunia di mana Greenpeace Indonesia, organisasi yang dikenal luas sebagai penjaga lingkungan, mendapati diri mereka diberi izin pertambangan oleh pemerintah. Kedengarannya seperti plot novel distopia, bukan? Namun, inilah yang mungkin terjadi jika dunia berjalan dengan logika terbalik, sebuah parodi tragikomedi yang melukiskan betapa absurdnya kebijakan ini.

Menjadi Penambang Hijau

Sejak mendapatkan izin pertambangan, markas Greenpeace Indonesia berubah drastis. Poster-poster kampanye tentang pelestarian hutan dan laut kini bersanding dengan diagram pertambangan dan peta geologis. Para aktivis lingkungan, yang dahulu turun ke jalan untuk memprotes aktivitas merusak lingkungan, kini sibuk dengan helm keselamatan dan peralatan tambang.

Ironi Ekologis

Dengan izin di tangan, Greenpeace mulai mengeksploitasi lahan tambang yang luas. Mungkin mereka akan mengklaim bahwa tambang mereka adalah tambang “hijau” pertama di dunia, dengan slogan-slogan seperti “Menyelamatkan Bumi Sambil Menggali”. Lubang-lubang tambang yang dalam itu akan diklaim sebagai “reservoir karbon alami” yang membantu mengurangi jejak karbon manusia. Parodi ini menyoroti kontradiksi fundamental antara misi pelestarian dan praktik eksploitatif.

Merusak Tatanan Bernegara

Keputusan pemerintah untuk memberikan izin pertambangan kepada Greenpeace Indonesia adalah sebuah kebijakan jahiliyah yang merusak tatanan bernegara. Bukankah lucu bahwa organisasi yang seharusnya mengawasi dan menentang penghancuran alam kini menjadi pelaku utama dalam cerita tersebut?

Pemerintah mungkin akan membenarkan kebijakan ini dengan dalih pemberdayaan masyarakat dan peningkatan ekonomi lokal. Namun, di balik semua itu, tersimpan ironi pahit: ketidakmampuan negara untuk memahami peran mendasar organisasi lingkungan dan ketidakmampuan untuk menjaga integritas kebijakan publik.

Paradox antara Fungsi dan Peluang

Di satu sisi, Greenpeace Indonesia berusaha keras menjaga hutan dari penebangan liar, melawan polusi, dan mengadvokasi energi terbarukan. Di sisi lain, dengan izin pertambangan, mereka kini menggali tanah, mencemari air, dan merusak ekosistem yang mereka perjuangkan untuk lindungi.

Konflik kepentingan ini adalah sebuah paradoks yang memprihatinkan. Greenpeace Indonesia, yang dulunya adalah simbol perlawanan terhadap kerusakan lingkungan, kini menjadi bagian dari masalah. Mereka mungkin akan berusaha keras untuk menjalankan tambang mereka dengan cara yang paling ramah lingkungan, tetapi kenyataannya, pertambangan tetaplah pertambangan – sebuah aktivitas yang inheren merusak alam.

Kesimpulan: Kebijakan Jahiliyah

Kebijakan ini mencerminkan sebuah era jahiliyah modern, di mana logika dan nilai-nilai moral terbalik. Pemberian izin pertambangan kepada Greenpeace Indonesia bukan hanya sebuah lelucon, tetapi sebuah kritik tajam terhadap kegagalan pemerintah dalam memahami dan menjaga peran kritis organisasi lingkungan.

Di tengah gemuruh alat berat dan asap tambang, kita mendengar bisikan ironis dari Bumi: “Siapa yang akan melindungiku jika para pelindungku telah menjadi perusakku?” Dan di situlah letak tragedi sejati dari kebijakan ini – sebuah dunia di mana garis antara penyelamat dan perusak telah menjadi sangat kabur, hingga kita tidak lagi tahu siapa yang sebenarnya ada di pihak kita.

 

Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.

Unsubscribe
ADVERTISEMENT
Previous Post

Yurisprudensi Mahkamah Konstitusi (MK) telah menjadikan Kaesang sebagai Anak Haram Konstitusi dalam babak kedua, merujuk pada Putusan MKMK Gibran yang juga menyatakan sebagai Anak Haram Konstitusi dalam babak pertama.

Next Post

Api dalam Sekam Pembangunan Kampus UIII: Korban Gusuran Tuntut Keadilan

Ali Syarief

Ali Syarief

Related Posts

Kontroversi Maman Abdurrahman Seret Nama Fadli Zon, Ini Persamaan dan Perbedaannya!
Aya Aya Wae

Kontroversi Maman Abdurrahman Seret Nama Fadli Zon, Ini Persamaan dan Perbedaannya!

July 8, 2025
Finally, Mr. Kasmujo Said: Bukan Pembimbing Skripsi, Neither Academic-nya
Cross Cultural

Kejujuran Itu Bercahaya Spirit: Pengunci Moral di Tengah Kegilaan Politik

July 8, 2025
Feature

TRISULA WEDHA: Filosofi Lurus, Benar, dan Jujur untuk Tata Negara Sejati

July 8, 2025
Next Post
Api dalam Sekam Pembangunan Kampus UIII: Korban Gusuran Tuntut Keadilan

Api dalam Sekam Pembangunan Kampus UIII: Korban Gusuran Tuntut Keadilan

“Greenpeace Indonesia in Dilemma: Environmental Guardian or Green Miner?”

"Greenpeace Indonesia in Dilemma: Environmental Guardian or Green Miner?"

Notifikasi Berita

Subscribe

STAY CONNECTED

ADVERTISEMENT

Reporters' Tweets

Pojok KSP

  • All
  • Pojok KSP
Bereaksi Terhadap Aktifitas OTT KPK, Luhut Minta KPK ke Surga
Feature

Ilmu Seribu Bayangan Luhut Pandjaitan

by Karyudi Sutajah Putra
July 5, 2025
0

Oleh: Karyudi Sutajah Putra, Analis Politik Konsultan dan Survei Indonesia (KSI) Jakarta - Luhut Binsar Pandjaitan sepertinya punya ilmu seribu...

Read more
Perekat Nusantara Ultimatum Gibran: Mundur atau Dimundurkan!

Perekat Nusantara Ultimatum Gibran: Mundur atau Dimundurkan!

July 3, 2025
Jakarta Akan Punya RS Internasional 20 Triliun

Jakarta Akan Punya RS Internasional 20 Triliun

June 26, 2025
Prev Next
ADVERTISEMENT
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

November 16, 2024
Zalimnya Nadiem Makarim

Zalimnya Nadiem Makarim

February 3, 2025
Beranikah Prabowo Melawan Aguan?

Akhirnya Pagar Laut Itu Tak Bertuan

January 29, 2025
Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

January 6, 2025
Copot Kapuspenkum Kejagung!

Copot Kapuspenkum Kejagung!

March 13, 2025
Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

May 19, 2024
Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

24
Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

18
Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

8
Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

7
Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

4
Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

4
Komaruddin Hidayat Golongan Profesor Bodrex Pengangguran, Makanya Cari Kerja di Dewan Pers

Komaruddin Hidayat Golongan Profesor Bodrex Pengangguran, Makanya Cari Kerja di Dewan Pers

July 8, 2025
Kontroversi Maman Abdurrahman Seret Nama Fadli Zon, Ini Persamaan dan Perbedaannya!

Kontroversi Maman Abdurrahman Seret Nama Fadli Zon, Ini Persamaan dan Perbedaannya!

July 8, 2025
Finally, Mr. Kasmujo Said: Bukan Pembimbing Skripsi, Neither Academic-nya

Kejujuran Itu Bercahaya Spirit: Pengunci Moral di Tengah Kegilaan Politik

July 8, 2025

TRISULA WEDHA: Filosofi Lurus, Benar, dan Jujur untuk Tata Negara Sejati

July 8, 2025
Mungkinkah Papua Tetap Bersama NKRI atau Lepas? – Gimana Bran?

Mungkinkah Papua Tetap Bersama NKRI atau Lepas? – Gimana Bran?

July 8, 2025
Gibran di Tengah Petarung, Petaka, dan Papua: Kilat yang Belum Siap Menyambar

Gibran di Tengah Petarung, Petaka, dan Papua: Kilat yang Belum Siap Menyambar

July 8, 2025

Group Link

ADVERTISEMENT
Fusilat News

To Inform [ Berita-Pendidikan-Hiburan] dan To Warn [ Public Watchdog]. Proximity, Timely, Akurasi dan Needed.

Follow Us

About Us

  • About Us

Recent News

Komaruddin Hidayat Golongan Profesor Bodrex Pengangguran, Makanya Cari Kerja di Dewan Pers

Komaruddin Hidayat Golongan Profesor Bodrex Pengangguran, Makanya Cari Kerja di Dewan Pers

July 8, 2025
Kontroversi Maman Abdurrahman Seret Nama Fadli Zon, Ini Persamaan dan Perbedaannya!

Kontroversi Maman Abdurrahman Seret Nama Fadli Zon, Ini Persamaan dan Perbedaannya!

July 8, 2025

Berantas Kezaliman

Sedeqahkan sedikit Rizki Anda Untuk Memberantas Korupsi, Penyalahgunaan kekuasaan, dan ketidakadilan Yang Tumbuh Subur

BCA No 233 146 5587

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist