Menteri Pertahanan Yaman memuji operasi angkatan laut yang sedang berlangsung oleh militer negara tersebut terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah sebagai protes terhadap perang di Gaza, dan menekankan bahwa era “pengaruh hegemonik” Amerika Serikat dan sekutunya di perairan internasional adalah sudah berakhir
Presstv – Fusilatnews -“Amerika Serikat, Inggris dan Israel harus menyadari bahwa kebijakan demarkasi dan penegasan pengaruh hegemonik di perairan internasional sudah usang dan tidak lagi menguntungkan,” kata Mayor Jenderal Mohammed al-Atifi pada upacara wisuda taruna Yaman di pesisir barat negara itu. kota Hudaydah pada hari Ahad .
Dia menggarisbawahi bahwa Angkatan Bersenjata Yaman dapat mendefinisikan kembali keamanan maritim di Laut Merah dan Laut Arab dengan tepat menyusul keputusan mereka untuk memblokir lalu lintas kapal dari negara mana pun yang menuju pelabuhan di wilayah yang diduduki Israel pada tahun 1948.
Atifi lebih lanjut mencatat bahwa unit angkatan laut Yaman juga dapat mengembalikan identitas kedua laut tersebut, yang telah dibajak oleh rezim pendudukan Tel Aviv.
“Kami menegaskan kembali bahwa Angkatan Bersenjata Yaman tidak akan menargetkan kapal apa pun, yang tidak berafiliasi dengan musuh Zionis atau tidak melayani kepentingannya. Navigasi laut untuk kapal yang melintasi Laut Merah dan Laut Arab aman,” kata kepala pertahanan Yaman.
Atifi menekankan bahwa National Salvation Government yang berbasis di Sana’a berkomitmen penuh terhadap semua perjanjian dan konvensi internasional, serta pakta yang tidak merendahkan martabat dan kedaulatan nasional Yaman atau memaksakan kehendak tertentu.
“Selama kekejaman Zionis terus berlanjut di Gaza, kami akan melanjutkan operasi kami melawan entitas yang mengambil alih kekuasaan. Washington telah membantu dan mendukung entitas Zionis untuk terus melancarkan perang genosida terhadap saudara-saudari kita di Palestina,” katanya.
Warga Yaman telah menyatakan dukungan terbuka mereka terhadap perjuangan Palestina melawan pendudukan Israel sejak rezim tersebut melancarkan perang dahsyat di Gaza pada tanggal 7 Oktober setelah gerakan perlawanan Palestina di wilayah tersebut melakukan Operasi Badai Al-Aqsa yang mengejutkan.
Angkatan Bersenjata Yaman mengatakan mereka tidak akan menghentikan serangan balasan.
Serangan maritim tersebut telah memaksa beberapa perusahaan pelayaran dan minyak terbesar di dunia untuk menunda transit melalui salah satu rute perdagangan maritim terpenting di dunia.
Kapal tanker malah menambah ribuan mil rute pelayaran internasional dengan berlayar mengelilingi benua Afrika dibandingkan melalui Terusan Suez.
Sumber: Presstv