Juru Bicara Muda Partai Amanat Nasional (PAN), Dimas Prakoso Akbar, mengkritik rencana pemerintah menjadikan vaksin Covid-19 dosis lanjutan atau booster sebagai syarat perjalanan mudik pada libur Hari Raya Idulfitri 1443 Hijriah/2022 masehi.
Rencana tersebut sebelumnya diungkapkan oleh Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin.
Menurut Dimas, rencana tersebut aneh dan mengada-ada. Dia pun mempertanyakan dasar pemikiran rencana pemerintah itu dan alasan kebijakan tersebut tidak dilakukan di pagelaran MotoGP Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) kemarin.
“Pernyataan Wapres aneh dan terlalu mengada-ada. Vaksin booster dijadikan syarat mudik memakai pertimbangan apa? Jika memakai pertimbangan medis, kenapa kemarin pagelaran MotoGP di Mandalika yang notabene dihadiri ratusan ribu penonton tidak diterapkan persyaratan PCR, antigen, maupun vaksin booster?” kata Dimas kepada CNNIndonesia.com, Rabu (23/3).
Ia meminta, Ma’ruf lebih bijak dalam membuat pernyataan seputar mudik pada tahun ini dengan menghindari pernyataan yang berpotensi memunculkan kegaduhan. Dimas berkata, mudik merupakan hal yang sangat sensitif bagi masyarakat.
“Jangan menimbulkan kegaduhan dan kegelisahan di tengah masyarakat karena pemudik merupakan masyarakat dari seluruh segmen dan latar belakang tanpa terkecuali,” ujar dia.
Dimas pun menyarankan pemerintah fokus mengantisipasi lonjakan harga dan kelangkaan barang kebutuhan pokok menjelang bulan Ramadan, lonjakan lalu lintas arus mudik, serta mempersiapkan infrastruktur jalur mudik dan menerapkan batas atas harga tiket transportasi.
Terkait situasi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga sekarang, Dimas memandang pemerintah hanya perlu menyosialisasikan soal disiplin melaksanakan protokol kesehatan (prokes) secara masif dan berkelanjutan ke masyarakat, khususnya para pemudik.
“Kalau perlu dibuatkan alat peraga pengingat protokol kesehatan dilengkapi satgas dan posko disepanjang arus mudik. Tidak perlu ber-statement kontroversial sampai mewacanakan vaksin booster sebagai persyaratan mudik,” tutur Dimas.
Sebelumnya, Ma’ruf menilai booster mampu menjadi paramater prasyarat baru seiring dengan pemerintah yang mulai meniadakan hasil pemeriksaan Covid-19 sebagai syarat perjalanan domestik sejak 8 Maret lalu.
Ma’ruf sekaligus mengingatkan warga untuk segera mengakses vaksinasi lengkap primer atau dua dosis. Vaksinasi, kata dia, merupakan salah satu upaya mewujudkan kekebalan komunitas alias herd immunity dengan cara menciptakan antibodi yang tinggi terhadap Covid-19 di tengah masyarakat.