FusilatNews – Presidential Threshold (PT) sudah dihapus pada Pilpres 2029, maka setiap partai politik yang lolos ke Pemilu bisa mencalonkan presiden dan wakilnya sendiri. Ini akan mengubah total dinamika politik nasional, termasuk bagi Gibran Rakabuming Raka jika ia ingin maju sebagai capres.
Siapa yang Mungkin Mengusung Gibran?
- Gerindra
Jika Prabowo Subianto tidak maju lagi, maka pertanyaannya adalah apakah Gerindra akan tetap mempertahankan pengaruh Jokowi dengan mengusung Gibran?- Bisa saja, tetapi ini bergantung pada seberapa besar Gibran bisa membangun basis politiknya sendiri dalam lima tahun ke depan.
- Gerindra juga mungkin lebih memilih kader sendiri atau figur lain yang lebih kuat secara elektoral.
- Golkar
- Golkar berpotensi mengusung Gibran, terutama jika ia bisa masuk ke dalam kepengurusan atau mendapatkan dukungan dari tokoh-tokoh berpengaruh di partai ini.
- Namun, Golkar juga punya tradisi kaderisasi yang kuat, jadi kemungkinan besar mereka akan lebih memilih figur internal seperti Airlangga Hartarto (lagi?), Bahlil Lahadalia, atau tokoh lain yang muncul dalam lima tahun ke depan.
- PSI
- Ini pilihan yang paling logis karena Kaesang Pangarep adalah ketua umum PSI, dan partai ini dikenal sebagai “pendukung fanatik” Jokowi.
- Namun, tantangan terbesar adalah apakah PSI bisa lolos ke parlemen dan punya kekuatan yang cukup besar di 2029?
Siapa yang Hampir Pasti Tidak Akan Mencalonkan Gibran?
- NasDem: Setelah “perceraian” Jokowi dengan Surya Paloh, kecil kemungkinan NasDem akan mengusung Gibran.
- PKS: Hampir mustahil karena PKS berseberangan dengan Jokowi sejak lama.
- PAN & PPP: Bisa jadi lebih memilih figur lain, apalagi kalau tidak ada tekanan dari Jokowi.
Bagaimana Peran Jokowi di 2029?
Jokowi masih bisa memainkan peran sebagai kingmaker, mirip seperti yang dilakukan oleh Megawati atau SBY di masa lalu. Tapi apakah ia akan tetap berpengaruh? Itu tergantung pada:
- Kondisi politik setelah 2024 → Apakah Jokowi masih memiliki pengaruh besar di pemerintahan berikutnya?
- Apakah Gibran bisa membangun citra sendiri? Jika Gibran hanya terlihat sebagai “putra mahkota”, maka akan sulit baginya untuk meraih dukungan luas.
Kesimpulannya, tanpa PT, setiap partai akan mengusung capres sendiri, dan Gibran kemungkinan hanya akan didukung oleh PSI atau partai yang benar-benar masih dalam orbit Jokowi. Jika Gerindra atau Golkar melihat bahwa Gibran tidak cukup kuat secara elektoral, mereka mungkin lebih memilih kandidat lain.
Bagaimana dengan Partai Demokrat?
Partai Demokrat memang sejak awal lebih seperti kendaraan politik keluarga SBY, dengan AHY sebagai penerus utama. Namun, apakah Demokrat bisa menjadi opsi bagi Gibran Rakabuming Raka untuk maju di Pilpres 2029?
Kemungkinan Demokrat Mencalonkan Gibran:
- Sangat kecil. Demokrat cenderung mengusung kader internal, terutama jika AHY masih berambisi maju sebagai capres atau cawapres.
- Hubungan Demokrat dengan Jokowi juga tidak selalu harmonis. Meski sempat mesra saat Demokrat bergabung ke koalisi Prabowo, tetapi bukan berarti mereka akan mengusung Gibran.
- Demokrat lebih mungkin berkoalisi dengan partai lain yang bisa menguntungkan AHY daripada mendukung Gibran.
Kondisi Demokrat di 2029:
- Jika AHY gagal meraih posisi strategis di 2024, Demokrat bisa saja mencari figur lain untuk diusung di 2029, tetapi tetap bukan Gibran.
- Jika Demokrat tetap dikuasai keluarga SBY, mereka lebih mungkin mengusung salah satu dari keluarga mereka sendiri ketimbang mendukung anak Jokowi.
Kesimpulan
Tanpa Presidential Threshold, partai-partai akan lebih bebas mengusung calon masing-masing. Namun, Gibran hanya punya sedikit opsi partai yang mau mengusungnya, yaitu:
✅ PSI (paling mungkin, karena Kaesang)
✅ Golkar (jika bisa mengamankan dukungan elit partai)
✅ Gerindra (jika tidak ada figur internal yang lebih kuat)
Sementara itu, Demokrat lebih mungkin mengusung AHY atau figur lain daripada Gibran, karena sejak awal partai ini adalah kendaraan politik keluarga SBY, bukan untuk Jokowi dan dinastinya.