Agresi militer Rusia ke Ukraina yang berlangsung sejak Kamis (24/2) pagi turut mempengaruhi jalur penerbangan internasional.
Sejak gempuran rudal dan bombardir Rusia berlangsung, Ukraina telah menutup wilayah udara Ukraina sehingga membuat ratusan penerbangan internasional yang selama ini melalui zona tersebut terpaksa mengalihkan jalurnya.
Berdasarkan tinjauan situs pemantau penerbangan Flightradar24 (FR24) wilayah udara Ukraina steril dari penerbangan komersial. Seluruh penerbangan dari dan ke Ukraina pun disetop.
Setiap penerbangan internasional yang selama ini melewati wilayah udara Ukraina pun terpaksa mencari alternatif baru yang membuat waktu tempuh perjalanan semakin panjang dan membuat konsumsi bahan bakar meningkat.
Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA) juga telah mewanti-wanti langit dan wilayah udara Ukraina-Rusia hingga Belarus dalam jarak 100 mil dari perbatasan Ukraina masih berisiko terdampak peperangan.
“Secara khusus, ada risiko penerbangan sipil menjadi sasaran target atau kesalahan identifikasi pesawat sipil,” kata EASA.
“Kehadiran dan penggunaan berbagai sistem peperangan darat dan udara menimbulkan risiko tinggi bagi penerbangan sipil yang beroperasi di semua ketinggian dan tingkat penerbangan,” papar lembaga itu menambahkan seperti dikutip CNN.
EASA mengatakan kementerian pertahanan Rusia juga telah mengirim pesan mendesak ke Ukraina tentang risiko tinggi terhadap keselamatan penerbangan karena penggunaan senjata dan peralatan militer, dan meminta kontrol lalu lintas udara Ukraina untuk menghentikan penerbangan.
Blokade wilayah udara Ukraina ini pun menjadikan banyak orang yang hendak bepergian menggunakan pesawat di negara pecahan Uni Soviet itu terdampar. Warga Ukraina yang ingin mengungsi ke luar negeri juga tak bisa pergi.
Kementerian Luar Negeri Ukraina juga telah mendata orang-orang yang terdampar di luar negeri dan tak bisa pulang.
Penerbangan maskapai El Al dari Tel Aviv ke Toronto berbelok keluar dari wilayah udara Ukraina sekitar waktu penutupan.
Banyak penerbangan Polish Airlines dari Warsawa ke Kiev berbalik arah, seperti halnya penerbangan tujuan Kiev yang dioperasikan oleh Air India dan Aegean Airlines.
Administrasi Penerbangan Federal AS juga memperluas wilayah udara Ukraina yang diblokade, di mana maskapai penerbangan Negeri Paman Sam dilarang beroperasi melalui area-area tersebut.
Industri penerbangan sipil semakin memprioritaskan risiko keamanan dari konflik bersenjata antarnegara, terutama antara Rusia-Ukraina, setelah pencaplokan Crimea pada 2014 lalu.
Saat itu, penerbangan Malaysia Airlines MH17 ditembak jatuh oleh rudal saat melintasi wilayah Ukraina timur yang ketika itu tengah bergolak. Insiden itu menewaskan seluruh 283 penumpang dan 15 kru pesawat.
Sumber : CNN Indonesia