Dua pernyataan Mahfud MD yang lalu; Satu soal ada Menteri yang menerima 40M dari Dirjen-nya, karena memintanya, dan ke dua soal Pengadaan Satelit di Kementrian Pertahanan Kemanan RI. Sampai saat ini, tidak ada kabar beritanya, sebagai follow up indikasi tindak pidana kriminal tersebut.
Kedua issue yang diungkap Mahfud MD terebut, bukan saja tenggelam dari perhatian publik, juga, sepertinya, kasus tersebut tidak ditindak lanjuti. Karena tidak ada Menteri yang dicopot Jokowi, dan Kejaksaan tetap statis atas kasus pengadaan satelit itu. Jadi seperti yg dikatakan oleh Mahfud sendiri, upaya membongkar kasus tersebut oleh kejaksaan RI, seperti ada yang menghalang-halangi.
Dalam kapasitasnya selaku pejabat yang berwenang, untuk meluruskan, mengamankan dan bahkan memroses secara hukum, pelanggaran-pelanggaran tersebut, tidak ada yang sulit. Tetapi yang ia lakukan adalah, justru membukanya ke Publik. Seolah-olah Ia, membuka tirai panggung politik regime, sehingga mempertontonkan secara telanjang aurat korupsi penguasa yang justru bertentangan dengan apa yang sering diucap oleh Presiden sendiri.
Kata lain pula, Mahfud MD, seperti lelah atau frustrasi, dengan situasi yang ngiblis itu, sehingga Ia tak bisa lagi membawa misi kemalaikatannya, keranah Hukum?.
Effendy Simbolon, anggota DPR RI, ex PDIP, menyatakan, bahwa Mahfud MD salah mengambil kesimpulan, karena Proyek Satelit tersebut adalah Diskresi Presiden, pernyataan tersebut di”iya”kan oleh Pengamat Hankam, Connie Rahakundini Bakrie.
Yang manarik, justru masalah Proyek Satelit ini, nilainya tidak seberapa, kata Effendy Simblon, jika dibandingkan dengan Proyek Kereta Api Cepat Jakarta~Bandung, dan kini sedang ditangani justru oleh pihak Kejagung.
Disini kita menjadi meraba-raba, apakah Kejagung itu sedang menjalankan Program Kabinet Pemerintahan Jokowi, atau malah sebaliknya? Catatan, Jaksa Agung adalah orang yang disusulkan oleh Nasdem!?
Nah, dari situ kita bisa menerawang, bahwa koalisi partai yang base-nya system Ngiblis itu, melihat sinyalemen yang mulai terang terlihat, yang kemudian akan dituai untuk persiapan Capres dan Cawapres 2024.
Salahkah bila saat ini kita menduga, ada 3 Partai yaitu PDIP, GERINDRA dan NASDEM, yang akan saling menjegal pada Pilpres 24? Lalu kemudian kita bisa mencium, bau Mahfud itu seperti bau menusuk ada di posisi parpol yang mana?