Oleh : DR. Ateng Kusnandar Adisaputra
Penulis adalah : Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, dan Dosen Luar Biasa di Universitas Al Ghifari Bandung.
Stres tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, semua manusia pernah mengalami stres dalam kehidupannya. Sampai-sampai pencipta dan penyanyi dangdut Rhoma Irama membuat lagu yang berjudul “Stres”. Di antara liriknya berbunyi : stres kerap melanda manusia, tak peduli miskin ataupun kaya, tak peduli tua ataupun muda, banyak orang yang stres. Terlalu sibuk kerja bisa bikin stres, nganggur terlalu lama juga bikin stres.
Dari hasil survey PPM Manajemen dan lagu Rhoma Irama telah membuktikan bahwa stres ini bisa dialami oleh seseorang baik yang berusia muda maupun yang sudah tua. Stres juga bisa dialami oleh orang yang berada, dalam arti orang kaya, orang yang memiliki harta banyak, istilah Sundanya, hartanya bru di juru bro di panto. Stres juga bisa dialami oleh orang miskin, karena berkaitan dengan kesulitan menghadapi persoalan ekonomi. Demikian juga akibat terlalu sibuk kerja, beban kerja yang berlebihan, bisa menyebabkan stres.
Menurut M.T. Matteson dan J.M. Ivan Cevich, stres adalah respon seseorang baik yang berupa emosi, fisik, dan kognitif terhadap situasi yang meminta tuntutan tertentu pada individu. Dari pengertian stres tersebut, bila dikaitkan dengan situasi dan kondisi sekarang ini seperti dalam hal kesulitan ekonomi : berbagai keburuhan pokok mengalami kenaikan misalnya beras mahal dan sulit didapat, para ibu rumah tangga rela untuk antri sampai berjam-jam guna mendapatkan beras murah, sehingga membuat para ibu rumah tangga menjadi pada stres.
Secara umum orang berpendapat bahwa jika seseorang dihadapkan pada tuntutan pekerjaan yang melampaui kemampuan individu, maka individu itu bisa mengalami stres kerja. Menurut A. A. Anwar Prabu Mangkunegara (2013:155), stres kerja adalah perasaan tertekan yang dialami pekerja dalam menghadapi pekerjaan. Stres kerja ini tampak dari Simptom, antara lain : emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur, tidak bisa rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat, merokok yang berlebihan, dan mengalami gangguan percernaan.
Adapun yang menyebabkan stres kerja, berupa : beban kerja yang dirasakan terlalu berat, waktu kerja yang mendesak, kualitas pengawasan kerja yang rendah, iklim kerja yang tidak sehat, otoritas kerja yang tidak memadai yang berhubungan dengan tanggungjawab, dan konflik kerja.
Sebenarnya menurut ilmu psikologi stres ini dibutuhkan oleh tubuh untuk mempertahankan diri dan menjadikan kewaspadaan pada diri seseorang. Dalam porsi tertentu stres akan bersifat konstruktif dan akan berpengaruh positif, mendorong, merangsang dan menantang seseorang untuk selalu aktif dan produktif.
Akan tetapi, stres yang terlalu berlebihan akan berefek negatif seperti menurunkan produktivitas kerja menjafi rendah, tidak memiliki prestasi, bahkan bisa berdampak besar terhadap perilaku organisasi.
Pengetahuan tentang bagaimana mengelola stres kerja, merupakan salah satu indikator yang akan mempengaruhi keberhasilan pegawai/pemimpin/manajer dalam mengelola pencapaian kinerja menuju organisasi atau perusahaan yang produktif dan inovatif.
Pendekatan Stres Kerja
Abi Sujak (1990:187), mengemukakan ada 7 pendekatan untuk menghadapi stres kerja, yaitu : peningkatan kesadaran diri (bersikap wajar terhadap lingkungan pekerjaan, situasi sosial), latihan fisik (olah raga secara teratur), pengembangan hobi/minat/persahabatan, pengembangan sikap rileks dan meditasi (mencari tempat yang tenang, peregangan otot), pengaturan waktu dan penyelesaian konflik, perubahan sikap dan perilaku, dan pengunduran diri (berhenti bekerja).
Spirituality Level
Upaya lainnya yang perlu dilakukan oleh pegawai/karyawan dalam menghadapi stres kerja adalah melalui pendekatan secara spiritual. Kapan terakhir kita bangun tengah malam untuk merajut sebuah perjumpaan yang intens dengan Allah SWT, dan kemudian tenggelam dalam rintihan do’a yang menghayutkan ? untuk itu laksanakan shalat sunat tahajud, shalat sunat hajat. Dalam Al Qur’an surat Ar-Rod : 28, Allah berfirman : ”Hanya dengan mengingatku hati akan menjadi tenang”. Selanjutnya, kapan terakhir kita bangun dikeheningan fajar, membasuh muka, dan lalu berjalan menuju mesjid untuk menegakkan shalat shubuh secara berjamaah ? maka, mulai sekarang laksanakan shalat shubuh berjamaah di masjid meskipun jauh dari rumah, karena ada kendaraan yang bisa dipakai menuju masjid.
Setiap pegawai/karyawan orang yang selalu menengadahkan raga dan hatinya dengan Allah SWT, tentu saja akan dibasuh oleh jalan hidup yang menentramkan. Aura ketenangan hati selalu menyeruak, dan stres akan sukar hinggap didalamnya. Sebaliknya, pegawai/karyawan yang kian jauh dengan Allah SWT, cenderung akan mudah tergelincir dalam kegelisahan hati, disinilah ketenangan hidup yang hakiki nyaris tak pernah kunjung tergenggam.