Gaza – TRT World- Fusilatnews- Warga Palestina di Gaza sangat Memolak meninggalkan rumah mereka, mengingat trauma Nakba 194Warga Palestina di Gaza mengatakan mereka bertekad membangun kembali restoran dan hotel tepi laut mereka sendiri, mengabaikan visi Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menciptakan “Riviera Timur Tengah” yang kosong dari penduduknya dan di bawah kendali AS.
Sebelum serangan Israel selama 15 bulan menghancurkan bangunan-bangunan di Gaza, wilayah Palestina yang berpenduduk padat itu telah mengembangkan tempat wisata lokal di pantai Mediterania meskipun blokade berlangsung lama.
“Tidak ada yang tidak dapat diperbaiki,” kata warga Gaza Assad Abu Haseira, yang berjanji untuk mulai menyajikan makanan dari restoran miliknya bahkan sebelum dibangun kembali.
“Trump mengatakan dia ingin mengubah restoran, dan dia ingin mengubah Gaza dan ingin menciptakan sejarah baru bagi Gaza. Kami tetap orang Arab dan sejarah orang Arab tidak akan tergantikan dengan sejarah orang asing.”
Warga Palestina lainnya juga menentangnya. Mohammed Abu Haseira, pemilik restoran lainnya, mengatakan restorannya akan beroperasi lagi “dan jauh lebih baik dari sebelumnya”.
“Trump telah mengambil keputusan bahwa ia ingin membangun restoran, tetapi restorannya ada di sini dan hotelnya ada di sini. Mengapa Anda menghancurkannya untuk membangun yang lain?” katanya.
Menghadapi Ambisi Trump
Presiden Donald Trump membuat gempar Timur Tengah ketika ia mengatakan AS dapat menguasai Jalur Gaza. Para analis mengatakan gagasan itu lebih merupakan pengalihan perhatian dari upaya perdamaian regional yang lebih luas.
Kunjungan resmi pertama pemimpin dunia ke Gedung Putih sejak masa jabatan kedua Presiden Donald Trump dimulai telah menimbulkan kehebohan.
Kehebohan itu bukan karena pemimpin dunia itu adalah Benjamin Netanyahu, perdana menteri Israel, yang dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional atas “kejahatan terhadap kemanusiaan” atas operasi militernya di Jalur Gaza selama konflik Israel-Hamas.
Pernyataan Trump tentang AS yang “mengambil alih” daerah kantong Palestina itulah yang pasti akan mengundang kemarahan dan mendominasi siklus berita.
“Saya melihat posisi kepemilikan jangka panjang,” kata Trump pada hari Selasa saat berbicara bersama pemimpin Israel itu pada konferensi pers bersama di Ruang Timur Gedung Putih. “Semua orang yang saya ajak bicara menyukai gagasan Amerika Serikat memiliki sebidang tanah ini, yang menciptakan ribuan lapangan kerja.”
Gaza berada di bawah pendudukan Israel selama lebih dari separuh abad ke-20. Hamas, kelompok militan Islam yang oleh Israel, AS, Uni Eropa dan negara lain ditetapkan sebagai organisasi teroris, telah memerintah Gaza sejak 2007 dan telah berperang berkali-kali dengan Israel di daerah kantong tersebut sejak saat itu.
Sumber : TRT World