Fusilatnews – Presstv – Hamas menyatakan bahwa pihaknya telah mendekati upaya mediasi yang diusulkan oleh Qatar dan Mesir dengan penuh tanggung jawab. Mereka telah mempertimbangkan semua proposal yang bertujuan untuk menghentikan agresi terhadap Palestina serta mencapai kesepakatan pertukaran tahanan.
Langkah ini, menurut Hamas, didorong oleh keinginan untuk melindungi nyawa rakyat Palestina dan mengakhiri kekerasan serta genosida yang terus berlangsung terhadap warga sipil di Jalur Gaza. Hamas juga menegaskan kembali komitmennya terhadap kesepakatan yang telah disepakati pada 2 Juli, yang sebelumnya dirumuskan oleh Presiden AS Joe Biden pada akhir Mei dan disetujui oleh Dewan Keamanan PBB.
“Kami menyerukan para mediator untuk menunaikan tanggung jawab mereka dan mewajibkan pihak pendudukan untuk melaksanakan apa yang telah disepakati,” ujar Hamas dalam pernyataan resminya.
Putaran terbaru perundingan gencatan senjata terkait Gaza yang berlangsung di Doha berakhir tanpa terobosan pada hari Jumat. Namun, tanggal baru telah ditetapkan untuk diskusi lebih lanjut pada minggu depan. Dalam pernyataan dari Gedung Putih yang dikeluarkan oleh mediator dari Qatar dan Mesir, proposal baru ini dinilai dibangun “berdasarkan kesepakatan” sebelumnya dan berupaya menjembatani perbedaan yang ada, sehingga memungkinkan “implementasi cepat dari kesepakatan tersebut.”
Presiden AS Joe Biden, dalam pernyataannya pada Jumat malam, menyampaikan optimisme terhadap keberhasilan kesepakatan ini. Menurutnya, “proposal penghubung” tersebut memberikan dasar bagi kesepakatan akhir mengenai gencatan senjata dan pertukaran tahanan.
Meskipun terdapat nada optimis, puluhan putaran perundingan tidak langsung antara Hamas dan Israel belum berhasil mencapai kesepakatan sejak gencatan senjata singkat yang gagal pada Desember lalu. Upaya mediasi ini juga mengalami beberapa kemunduran, termasuk pembunuhan pemimpin politik sekaligus kepala perunding Hamas, Ismail Haniyeh, dalam serangan Israel di Teheran pada akhir Juli lalu.
Sumber: Presstv