Jakarta, Fusilatnews.-Rasanya Presiden Jokowi sudah ingin memutuskan hubungannya dengan PDIP. Peristiwa Kuda Tuli yang kini sedang diperingati oleh kader PDI-P tampaknya tidak dipedulikan lagi oleh Presiden Jokowi. Hal ini menimbulkan pertanyaan yang mendalam: Orasi dan narasi KUDATULI – PDIP, sebenarnya untuk siapa?
Peristiwa Kudatuli, atau 27 Juli 1996, adalah momen bersejarah bagi PDIP. Namun, sikap Jokowi yang terkesan mengabaikan peringatan ini mencerminkan jarak yang semakin lebar antara dirinya dan partai yang telah menjadi rumah politiknya selama bertahun-tahun. Ini menimbulkan spekulasi mengenai tujuan sebenarnya dari orasi dan narasi Kudatuli oleh PDIP.
Mungkinkah orasi dan narasi ini ditujukan untuk menguatkan kembali basis massa PDIP? Atau, adakah pesan tersembunyi yang ingin disampaikan kepada Presiden Jokowi tentang pentingnya menghormati sejarah dan perjuangan partai?
Yang jelas, peringatan Kudatuli kali ini membawa refleksi mendalam bagi PDIP dan juga untuk seluruh rakyat Indonesia yang memperjuangkan demokrasi. Namun, tanpa dukungan dari Presiden Jokowi, peringatan ini mungkin kehilangan sebagian makna dan dampaknya.