Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin memprediksi setengah dari populasi dunia akan mengalami kelangkaan air atau water scarcity pada tahun 2025 mendatang.
Hal itu ia sampaikan dalam acara The 2nd Asia International Water Week yang digelar di Labuan Bajo, NTT, Senin (14/3).
“Diperkirakan di tahun 2025, setengah dari populasi dunia akan mengalami kelangkaan air atau water scarcity. Di tahun 2030, sekitar 700 orang dapat mengungsi karena kelangkaan air lebih lanjut,” kata Ma’ruf.
Ma’ruf menilai penggunaan air bersih di abad 21 meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk. Hal itu disebabkan karena pertumbuhan penduduk dan ekspansi ekonomi yang sangat cepat. Akibatnya, terjadi kesenjangan antara ketersediaan air dan kebutuhan air.
Meski 71 persen bumi tertutup oleh air, Ma’ruf mengatakan hanya sekitar 13 persen air tawar yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan tujuh miliar manusia dunia. Karenanya, potensial sekitar 2/3 dari jumlah penduduk jumlah populasi dunia mengalami kelangkaan air setidaknya dalam satu bulan setiap tahun.
“Selain itu, lebih dari dua miliar orang hidup di negara yang persediaan airnya tidak mencukupi,” kata dia.
Lebih lanjut, Ma’ruf turut mengutip data UNICEF pada tahun 2040 satu dari empat anak di seluruh dunia akan tinggal di daerah sulit air bersih. Sebagai rumah bagi 60 persen populasi dunia, kawasan Asia Pasifik justru hanya memiliki 36 persen sumber daya air dunia. Hal itu membuat ketersediaan air per kapita di kawasan ini terendah di dunia.
Masalah tak berhenti sampai di situ, Ma’ruf mengatakan masih adanya tingkat pencemaran air sangat tinggi. Lebih dari 80 persen air limbah yang dihasilkan di negara-negara berkembang kebanyakan tidak diolah.
“Hal krusial lain adalah pengambilan air tawar yang tidak berkelanjutan, melebihi setengah dari total ketersediaan air. Sementara penelitian menunjukkan bahwa penggunaan air tanah akan meningkat 30 persen pada tahun 2050,” kata dia.
Sumber : CNN Indonesia