Oleh : Yudi Latif
Proses pendidikan untuk kemajuan peradaban itu ibarat budi daya tanaman. Pohon ideal yg kita kehendaki hendaknya berakar dalam, berbatang tinggi, bercabang rapi, berdaun rindang, berbuah lebat. Akarnya akhlak-karakter mulia; batangnya wawasan ketinggian pengetahuan; cabang-rantingnya keterampilan dan kecakapan tata kelola; daunnya kerukunan-kolaboratif; buahnya kreativitas inovasi.
Kedalam, pendidikan hrs memberi wahana pada peserta didik utk mengenali kekhasan potensi dirinya sekaligus moral purpose hidupnya. Keluar, memberi wahana pada peserta didik utk mengenali dan mengembangkan kebudayaan sbg sistem nilai, sistem pengetahuan, dan sistem perilaku bersama. Bibit unggul individualitas hrs tumbuh di atas tanah sosialitas Pancasila yang subur.
Dengan demikian, pendidikan tak cukup mengajarkan explicit knowledge dan keterampilan teknis, tetapi diharapkan dpt menumbuhkan kapabilitas yg dpt memperluas pilihan (kebebasan dan peluang) peserta didik dlm mengembangkah hidup dan kehidupannya. Dengan pendidikan, peserta didik hrs dapat melampaui jangkauan teknologi dan data, dgn memberikan wawasan kemanusiaan dan kebijaksanaan.
Pendidikan juga hrs memberi kemungkinan agar kapabilitas itu berfungsi dlm kehidupan nyata lewat penguatan wawasan dan rekayasa sistem sosial dlm tata nilai mental-kultural, tata kelola institusional-politikal serta tata sejahtera material-teknologikal.
Untuk memastikan kualitas “performa” pendidikan seperti yang diinginkan, peran dan mutu guru sangat penting. Guru hrs diberi derajat kebebasan yg lebih besar utk mengembangkan kreativitas dan inovasi dlm proses belajar-mengajar. Pendidikan sebagai proses pemerdekaan tak bisa dicapai bilamana gurunya sendiri terbelenggu. Peran besar yg diemban guru menghendaki peningkatan kapasitas guru.
Seperti diingatkan oleh Ki Hadjar Dewantara, seorang juru didik memerlukan kecakapan yg lebih baik dari juru ukir. Jika pengukir kayu saja wajib mempunyai pengetahuan yg mendalam dan luas tentang hakekat kayu dan teknik ukir, apa lagi juru didik yg diharapkan mampu mengukir manusia secara lahir dan batin.
(Belajar Merunduk, Yudi Latif)
Sumber :instagram/yudi.latif