Menurut Dedi, banyak kasus penipuan bermodus rekrutmen Polri terungkap karena ada orang tua peserta rekrutmen yang merasa dibohongi setelah membayar sejumlah uang kepada pihak tertentu, tetapi anaknya tetap tidak lolos seleksi.
Menanggapi semakin merebaknya persepsi masyarakat untuk menjadi anggota Polri harus membayar sejumlah uang tertentu.
Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As SDM) Irjen Dedi Prasetyo mengimbau masyarakat untuk tidak percaya dengan adanya hasutan dan iming-iming janji bisa lolos rekrutmen Polri dengan membayar sejumlah uang.
Dengan tegas Dedi menjelaskan, jika ada pihak yang mengaku bisa meloloskan calon peserta rekrutmen dengan imbalan, jelas itu penipuan.
“Jangan mudah terprovokasi oleh hasutan-hasutan orang, yang dengan cara-cara secara instan bisa masuk ke polisi. Apalagi dengan membayar uang tertentu, itu pasti dibohongin,” kata Dedi dalam keterangan tertulis, Rabu (12/7).
Dedi mengimbau masyarakat agar melek informasi terkait banyaknya kasus penipuan bermodus rekrutmen Polri. Sejak awal pendaftaran rekrutmen Polri gratis atau tidak dipungut biaya apapun.
“Ya memang dari berbagai macam kasus (penipuan) yang terjadi, yang sudah diungkap oleh Polri, ada kejadian di Sumatera Utara dan yang terakhir itu yang pedagang bubur yang di Cirebon, itu seperti itu.
Jadi masih ada sebagian masyarakat (yang percaya dengan memberi sejumlah uang bisa jadi polisi),” jelas Dedi.
Dedi meminta masyarakat yang hendak mengikuti rekrutmen Polri harus percaya diri bisa lolos seleksi dengan kemampuannya diri sendiri.
“Di awal rekrutmen itu sudah kita sosialisasikan bahwa percaya kepada diri sendiri. Kemudian harus yakin pada persiapan-persiapan yang dilakukan,” ucap Dedi.
Menurut Dedi, banyak kasus penipuan bermodus rekrutmen Polri terungkap karena ada orang tua peserta rekrutmen yang merasa dibohongi setelah membayar sejumlah uang kepada pihak tertentu, tetapi anaknya tetap tidak lolos seleksi.
Dia pun mengingatkan bahwa tidak ada cara instan lulus rekrutmen Polri. Sebab, kelulusan peserta rekrutmen Polri didasarkan pada kemampuan dan persiapan maksimal dari masing-masing peserta.
“Nah itu kita mengharapkan kepada masyarakat untuk betul-betul mempersiapkan semaksimal mungkin fisiknya, kemudian kesehatannya, kemudian intelektualnya, kemudian mentalnya. Dan harus yakin kepada kemampuan sendiri apabila ingin menjadi anggota Polri,,” ungkap Dedi.