Bandarlampung.–Dalam acara pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Syarief Makhya di Universitas Lampung, berbagai isu penting terkait dinamika politik dan kebijakan publik dibahas secara mendalam. Salah satu kasus yang dibahas adalah proyek Hambalang yang mangkrak sebagai studi kasus. Proyek ini dimulai di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tetapi tidak dilanjutkan pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pertanyaan besar yang muncul adalah: siapa yang harus bertanggung jawab atas kegagalan proyek ini?
- Persoalan Visi Misi Kandidat Bupati/Gubernur:
Visi dan misi yang diusung oleh kandidat Bupati atau Gubernur sering kali menjadi persoalan tersendiri ketika terjadi pergantian pejabat. Banyak proyek yang mangkrak atau tidak dilanjutkan oleh pejabat penerusnya dengan berbagai alasan. Contoh konkret adalah kasus proyek Hambalang. Di banyak daerah, kasus serupa sering terjadi, di mana proyek-proyek yang telah dimulai oleh pejabat sebelumnya tidak mendapat perhatian atau bahkan ditinggalkan oleh penggantinya. Tumpang Tindih Antara Tugas Walikota/Bupati dan Gubernur:
Terdapat tumpang tindih dalam tugas antara Walikota/Bupati yang fokus pada mengurus rakyat dan Gubernur yang bertanggung jawab atas pembangunan wilayah. Ketidakjelasan dalam pembagian tugas ini dapat menyebabkan ketidakefisienan dan konflik dalam pelaksanaan kebijakan publik di tingkat daerah.Kontinuitas Program Unggulan Kepala Daerah:
Program unggulan yang diinisiasi oleh kepala daerah seharusnya dipertahankan oleh penggantinya untuk menjaga kontinuitas dan efektivitas kebijakan publik di tingkat daerah. Tanpa kontinuitas, banyak program yang berpotensi membawa manfaat besar bagi masyarakat tidak dapat direalisasikan secara optimal.Peranan Krusial Faktor Politik:
Faktor politik memainkan peranan krusial dalam menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan kebijakan publik. Keputusan-keputusan politik sering kali mempengaruhi arah dan implementasi kebijakan, sehingga penting bagi pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan dinamika politik yang ada.Analisis Risiko Kebijakan:
Visi, misi, dan program kepala daerah harus menjadi bagian integral dari analisis risiko kebijakan untuk menilai kelayakan implementasi. Dengan melakukan analisis risiko yang komprehensif, pemerintah dapat meminimalisir hambatan-hambatan yang mungkin muncul dan memastikan bahwa kebijakan yang diterapkan dapat berjalan dengan efektif.Sistem Akuntabilitas Pemerintahan:
Sistem akuntabilitas pemerintahan yang efektif adalah suatu keharusan dalam mengawasi dan mengevaluasi kinerja pemerintahan daerah secara menyeluruh, termasuk kinerja kepala daerah. Akuntabilitas yang baik memastikan bahwa pejabat publik bertanggung jawab atas tindakan mereka dan bahwa kebijakan yang diterapkan benar-benar membawa manfaat bagi masyarakat.
Studi Kasus Lain: Keberlanjutan Proyek di Era Bung Karno dan Suharto
Sebagai perbandingan, kita dapat melihat proyek-proyek besar yang dimulai pada era Presiden Soekarno dan dilanjutkan oleh pejabat-pejabat berikutnya hingga tuntas. Proyek seperti Istora Senayan, Monumen Nasional (Monas), dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) tidak hanya direncanakan tetapi juga diselesaikan oleh penerusnya. Bahkan di era Presiden Soeharto, hampir tidak ada proyek yang terbengkalai. Mengapa hal tersebut terjadi?
Dasar dari keberhasilan proyek-proyek tersebut adalah studi yang mendalam dan perencanaan yang matang. Proyek-proyek ini memiliki landasan yang kuat sehingga mampu bertahan dan dilanjutkan oleh pemerintahan berikutnya tanpa mengalami hambatan berarti.
Kekhawatiran Terhadap Nasib Proyek Ibu Kota Negara (IKN)
Namun, kekhawatiran muncul terkait nasib proyek Ibu Kota Negara (IKN) yang saat ini tengah berjalan. Dengan melihat sejarah proyek Hambalang dan beberapa proyek lainnya yang mangkrak, ada kekhawatiran bahwa proyek IKN mungkin mengalami nasib serupa jika tidak didukung oleh perencanaan yang kuat dan komitmen politik yang konsisten dari semua pihak yang terlibat. Pemerintah harus memastikan bahwa proyek ini memiliki dasar studi yang mendalam dan mendapat dukungan penuh dari semua lapisan pemerintahan untuk menghindari terulangnya kesalahan masa lalu.
Acara pengukuhan ini bukan hanya menjadi momen penting bagi Prof. Dr. Syarief Makhya, tetapi juga menjadi wadah untuk mengemukakan berbagai tantangan dan solusi dalam kebijakan publik di Indonesia. Dengan harapan bahwa diskusi ini dapat mendorong perbaikan dan inovasi dalam tata kelola pemerintahan di masa depan, khususnya dalam konteks dinamika politik yang terus berubah.