Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM Surabaya melakukan konvoi menuju Gedung DPRD Jawa Timur, Kamis (14/4).
Massa mahasiswa itu yang berangkat secara rombongan menggunakan mobil komando dan sepeda motor, membuat jalanan Surabaya padat, salah satunya di Jalan Ahmad Yani.
Korlap Aksi Aliansi BEM Surabaya, S Andre Prasetyo Utomo mengatakan setidaknya ada 3.000 mahasiswa yang turun ke jalan untuk melakukan unjuk rasa.
“Estimasi ya 3.000 mahasiswa dari seluruh kampus di Surabaya,” kata Andre, dikutip CNNIndonesia.com. Mereka akan lebih dulu berkumpul di Monumen Kebun Binatang Surabaya, untuk selanjutnya melanjutkan longmarch menuju gedung DPRD Jawa Timur.
“Massa aksi akan kumpul dulu di KBS mas, sebelum berangkat ke titik aksi,” ucapnya.
Setidaknya ada tujuh tuntutan yang bakal mereka sampaikan dalam aksi ini. Yang pertama, yakni menuntut pemerintah untuk melakukan evaluasi perihal kebijakan DMO dan DPO dan berdampak pada kenaikan dan kelangkaan minyak goreng di Indonesia.
Kedua, menuntut pemerintah untuk segera mengusut tuntas praktik mafia minyak goreng di Indonesia. Ketiga, menuntut pemerintah untuk melakukan evaluasi kenaikan harga BBM khususnya Pertamax dan meninjau secara intens perihal pendistribusian BBM Pertalite dan Solar yang mengalami kelangkaan.
“Keempat, menuntut pemerintah menurunkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 11 persen mengingat keadaan ekonomi di Indonesia sedang tidak baik-baik saja,” ujarnya.
Kelima, menuntut pemerintah untuk menunda pemindahan Ibu Kota Negara sebelum rancangan pembangunan dan pengelolaan lingkungan dituntaskan mengingat anggaran yang dibutuhkan sangat tinggi.
Keenam, mengutuk segala Tindakan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) dalam proses pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Dan ketujuh, wujudkan Reforma Agraria.
Sumber : CNN Indonesia