Oleh: Karyudi Sutajah Putra
Jakarta, Fusilatnews – Seruan untuk ber-“qurban” menyambut Hari Raya Idul Adha 1445 H datang dari Masjid Nurul Baqo di Jalan Peninggalan Timur III Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan, Jumat (14/6/2024).
Seruan itu disampaikan oleh Ustaz H Abdul Hadi Fatah, Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) yang saat itu bertindak sebagai khatib salat Jumat.
Dalam khutbahnya, Uztaz Abdul Hadi mengajak jemaah untuk ber-qurban seperti yang telah dicontohkan Nabi Ibrahim AS yang mengorbankan putra tercintanya, Nabi Ismail AS.
“Bisa kita bayangkan, betapa beratnya Nabi Ibrahim yang dalam usia sekitar 163 tahun dan baru mendapatkan seorang putra setelah tiga tahun menikah dengan Siti Hajar, istri keduanya setelah Sarah, tiba-tiba diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih Ismail, putranya itu. Meskipun sangat berat, karena ketakwaannya kepada Allah, maka disembelih pula itu Ismail yang akhirnya digantikan Allah dengan seekor domba,” jelasnya.
Sebab itu, demi mewujudkan takwanya kepada Allah SWT, Ustaz Abdul Hadi mengajak para jemaah untuk ber-qurban dengan menyembelih hewan pada Hari Raya Idul Adha 1445 H nanti.
“Pengorbanan dengan hewan qurban ini belum seberapa dibandingkan dengan pengorbanan Nabi Ibrahim,” cetus ustaz kelahiran Lamongan, Jawa Timur, ini.
Ia pun menyampaikan landasan atau dalil ber-qurban, yakni Al Quran Surat Al Kautsar ayat (1-3).
“Innā a’ṭainākal-kautṡar,
faṣhalli lirabbika wanḥar, inna syāni`akahuwal abtar, yang artinya, ‘Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus’,” paparnya.
Ia kemudian menguraikan makna hakiki dari ber-qurban hewan yang sifatnya zahir (lahiriah). “Tarbiyah (pelajaran) yang bisa kita petik di balik ber-qurban hewan ini adalah kita harus rela mengorbankan segala hawa nafsu,’ jelasnya.
“Jika kita mampu mengorbankan segala hawa nafsu, maka hidup kita akan sukses bukan hanya di dunia, melainkan juga di akhirat yang akan mendapatkan balasan surga dari Allah SWT,” lanjut ustadz yang belum lama ini pulang dari Amerika Serikat untuk berdakwah di sana atas undangan komunitas Muslim yang merupakan jemaah pengajian via streaming-nya di negeri Paman Sam.
Ustaz Abdul Hadi kemudian mengaitkan relevansi qurban dengan ibadah haji yang puncaknya wuquf di Arafah. “Berhaji itu juga berkorban. Korban harta puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Korban tenaga, korban perasaan karena terpisah dari keluarga, bahkan korban jiwa bila ditakdirkan meninggal di Makkah atau Madinah, Arab Saudi,” terang ustaz “low profile” ini sambil mangajak jemaah berpuasa tiga hari menjelang Idul Adha sebagai semacam solidaritas kepada para jemaah haji dari seluruh dunia.
Terakhir, pasca-Idul Adha, Ustaz Abdul Hadi mengajak jemaah untuk meningkatkan semangat pengorbanan. “Mari kita tingkatkan perjuangan. Setiap perjuangan memerlukan pengorbanan. Sebab itu marilah kita tingkatkan pengorbanan pasca-Idul Adha nanti,” tandasnya.
Masjid Nurul Baqo sementara ini sudah berhasil menghimpun 12 ekor sapi dan puluhan ekor kambing dari masyarakat sekitar untuk dipotong dan dibagikan usai salai Idul Adha nanti.
Setiap Jumat, masjid yang relatif “mungil” ini juga membagikan makanan dan minuman kepada jemaah yang merupakan sumbangan dari warga sekitar. Plus, menyediakan tukang cukur gratis.