Pengamat perkotaan Marco Kusumawijaya, meyakini proyek Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara di Penajam Paser, Kalimantan Timur bakal mangkrak. Menurut dia, yang terpenting saat ini adalah memikirkan solusi jika proyek tersebut benar-benar mangkrak.
“Kita tidak ingin terulang kasus Hambalang yang mangkrak dibiarkan saja, padahal sudah berapa rupiah hilang,” kata dia dalam diskusi daring, dikutip dari Youtube Pulihkan Jakarta, Sabtu, 19 Maret 2022.
Marco menganggap aspek konstitusional dan ekonomi sangat mungkin membuat pembangunan IKN di Kaltim mangkrak. Total kebutuhan pembangunan ibu kota baru itu mencapai Rp 466 triliun.
Situs resmi IKN pernah menuliskan proporsi pembiayaan pembangunan tersebut. Anggaran akan ditopang APBN sebesar 53,5 persen dan 46,5 persen sisanya menggunakan dana lain-lain yang bersumber dari kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU), BUMN, serta swasta.
Marco mengingatkan kembali bahwa wacana pemindahan ibu kota negara sudah pernah dilontarkan Presiden RI pertama, Soekarno. Waktu itu, dia menceritakan, Soekarno batal mengeksekusi pemindahan IKN.
Jakarta sudah tepat menjadi ibu kota Indonesia. Sebab, kota inilah yang paling kosmopolitan, dalam artian terbuka dan bhineka. Walau tuan rumah Jakarta adalah orang Betawi, tapi mereka sangat terbuka dan tak mendominasi kebudayaan.
“Jakarta tidak ada suatu budaya yang tunggal yang dominan, meski Jakarta punya tuan rumah, yaitu kawan-kawan yang disebut orang Betawi,” jelas bekas Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) di pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu.
Sumber : Tempo