Sejumlah pihak mengkhawatirkan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara menjadi kota yang sangat sepi. Sebagian pihak memprediksi ibu kota negara baru akan menjadi “kota hantu” seperti Naypyidaw–ibu kota negara baru Myanmar.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan IKN Nusantata tidak boleh hanya mengandalkan aparatur sipil negara (ASN). Dia meyakini kota itu akan sepi jika hanya bergantung pada populasi abdi negara.
“Terus dipikirkan juga, karena kalau hanya mengandalkan populasi PNS, kotanya pasti sangat sepi,” kata Ridwan Kamil setelah menghadiri prosesi Kendi Nusantara di IKN Nusantara, Senin (14/3).
“Tapi kalau berhasil menjadi kota ya, ada fasilitas apa yang non-PNS juga mau tinggal di sini, insyaallah itu akan berhasil. Itu masukan dari saya,” imbuhnya.
Kang Emil, sapaan akrabnya, mengatakan keberhasilan sebuah kota sangat ditopang oleh keberagaman penduduknya. Dia menyebut IKN Nusantara tak akan bergeliat jika hanya diisi ASN.
Kekhawatiran itu juga membayangi sejumlah ASN. Seorang pria ASN yang berkantor di Jakarta Pusat mengaku ragu dengan kesiapan IKN Nusantara di tahap pertama pemindahan.
“Dalam waktu hanya sekitar dua tahun dari sekarang, saya masih membayangkan apakah IKN nanti akan sudah siap dan mampu mengakomodasi keperluan dinas seluruh ASN yang dipindah karena jika berbagai hal masih belum siap, tentu akan menghambat pekerjaan dan kinerja ASN,” ujar pria tersebut.
ASN lainnya, seorang perempuan yang berkantor di Jakarta Selatan, khawatir IKN Nusantara sepi. Dia juga khawatir ibu kota negara baru tidak dilengkapi fasilitas memadai.
Dia berkata ragu pindah ke kota itu jika tak ditopang fasilitas mumpuni. Pasalnya, ia memiliki seorang balita yang butuh dukungan lingkungan dalam tahapan tumbuh kembang.
“Kalau pemerintah bilang akan menyiapkan, kita enggak tahu kualitasnya bagaimana, lingkungannya. Apa saya harus pisah dari anak saya?” tutur perempuan itu.
Kepala Otorita IKN Nusantara Bambang Susantono mengatakan pihaknya akan berusaha mencegah IKN Nusantara menjadi “kota hantu”. Salah satunya dengan melibatkan masyarakat di seluruh tahapan pembangunan.
Dia percaya pembangunan ibu kota negara baru ini akan sukses jika disertai pembangunan jiwa kota. Menurutnya, jiwa kota bisa dibentuk dengan mewadahi aspirasi masyarakat dalam pembangunan.
“Banyak kota yang memang modern kelihatannya, gedung-gedungnya modern dan semacamnya, tapi tidak ada kehangatan. Itu istilahnya the soul of the city enggak dapat,” kata Bambang kepada CNN Indonesia, Jumat (11/3).
Sumber : CNN Indonesia