Jakarta, Fusilatnews.– — Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 71 triliun untuk program makan bergizi gratis yang diberikan kepada siswa di seluruh Indonesia. Menariknya, anggaran ini dimasukkan ke dalam kategori anggaran pendidikan, bukan kesehatan, sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui pemenuhan gizi yang memadai bagi peserta didik.
Menurut keterangan resmi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), program ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua siswa, terutama yang berasal dari keluarga kurang mampu, dapat memperoleh asupan gizi yang cukup. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan konsentrasi, kesehatan, dan hasil belajar mereka.
“Pemenuhan gizi yang baik adalah fondasi utama bagi perkembangan kognitif dan fisik anak. Dengan mengintegrasikan program makan bergizi gratis ke dalam anggaran pendidikan, kami berharap dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih optimal,” ujar Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim.
Program ini akan menjangkau siswa dari tingkat pendidikan dasar hingga menengah di seluruh wilayah Indonesia. Setiap sekolah diwajibkan untuk menyediakan makanan bergizi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Menu yang disediakan akan diawasi secara ketat untuk memastikan bahwa anak-anak menerima nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh dan belajar dengan baik.
Namun, alokasi anggaran ini tidak lepas dari kontroversi. Beberapa pihak mempertanyakan keputusan pemerintah untuk memasukkan biaya makan bergizi gratis ke dalam kategori anggaran pendidikan. Mereka berpendapat bahwa hal tersebut seharusnya dimasukkan ke dalam anggaran kesehatan.
“Tentu kita mendukung program ini karena pentingnya asupan gizi bagi anak-anak. Namun, perlu ada transparansi dan kejelasan mengenai penggunaan anggaran agar tidak ada tumpang tindih antara anggaran pendidikan dan kesehatan,” kata Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda.
Pemerintah sendiri berpendapat bahwa dengan menempatkan anggaran ini dalam sektor pendidikan, mereka dapat mengatasi masalah gizi buruk sekaligus mendukung pencapaian target peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada koordinasi antara Kemendikbudristek dengan Kementerian Kesehatan serta pihak-pihak terkait lainnya. Program makan bergizi gratis ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, sekaligus memastikan bahwa setiap anak dapat belajar dalam kondisi fisik yang optimal.