Yangon, 24 Oktober 2024 – Dua jurnalis Myanmar, reporter Red News Agency Tar Lin Maung dan jurnalis lepas Naung Yo, ditangkap oleh kelompok oposisi bersenjata, Tentara Pembebasan Kachin (Kachin Independence Army/KIA), pada 29 dan 30 September. Hingga saat ini, lokasi serta tuduhan terhadap keduanya belum diketahui. Federasi Jurnalis Internasional (IFJ) bersama afiliasinya, Jaringan Jurnalis Myanmar (MJN), mendesak pembebasan segera kedua jurnalis tersebut, karena tindakan ini dinilai merusak kebebasan pers dan mengancam hak kebebasan berekspresi.
Penangkapan kedua jurnalis terjadi di wilayah Hpakant, Negara Bagian Kachin bagian utara, yang dikenal sebagai daerah kekuasaan KIA. Pada 23 Oktober, Maung sempat membuat unggahan di Facebook yang mengatakan “Saya baik-baik saja dan sehat.” Namun, keluarga kedua jurnalis mengonfirmasi bahwa mereka tidak dapat berkomunikasi dengan Maung maupun Naung Yo sejak penangkapan.
Hingga saat ini, alasan penangkapan masih belum jelas, namun laporan media menyebut bahwa Maung ditangkap setelah memposting kritik di media sosial pada akhir September. Menurut Democratic Voice of Burma, Maung terakhir kali terlihat setelah bertemu dengan anggota Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF), sekutu KIA dalam perang sipil Myanmar, di sebuah restoran pada 29 September. Naung Yo kemudian ditangkap saat sedang menyelidiki hilangnya Maung keesokan harinya.
Juru bicara KIA, Kolonel Naw Bu, mengklaim bahwa ia tidak mengetahui penangkapan kedua jurnalis tersebut dan berjanji akan menyelidiki sebelum memberikan komentar lebih lanjut. Dewan Pers Independen Myanmar telah mencoba menghubungi KIA melalui Pemerintah Persatuan Nasional (National Unity Government) pada awal Oktober, namun hingga saat ini belum ada perkembangan terkait keberadaan kedua jurnalis tersebut.
KIA merupakan salah satu organisasi etnis bersenjata yang berpengaruh di Myanmar utara, yang memperjuangkan otonomi lebih besar bagi minoritas etnis Kachin dan telah terlibat dalam konflik dengan militer Myanmar sejak kemerdekaan negara tersebut. Penangkapan Maung dan Yo menjadikan mereka jurnalis pertama yang ditahan oleh kelompok oposisi sejak kudeta militer pada 2021.
MJN menegaskan, “MJN mengecam setiap tindakan pembunuhan atau penangkapan terhadap jurnalis, dan meminta semua kelompok bersenjata untuk menghormati kebebasan pers. Jangan sampai ini menjadi preseden bagi kelompok bersenjata mana pun untuk menekan kebebasan pers.”
IFJ juga menyampaikan kecaman serupa. “IFJ mengutuk penangkapan yang tidak sah dan penahanan sewenang-wenang terhadap jurnalis Tar Lin Maung dan Naung Yo. Tindakan ini merusak kebebasan pers dan mengancam hak asasi kebebasan berekspresi. Kami mendesak Tentara Pembebasan Kachin untuk segera membebaskan kedua profesional media tersebut dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip media yang bebas dan terbuka,” ujar IFJ dalam pernyataannya.