Jakarta – Fusilatnews – Dalam survei yang dirilis oleh Litbang Kompas, Pasangan Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan unggul dengan elektabilitas 65 persen
Dari survei yang digelar 1-9 November 2024, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jabar nomor urut 4 Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan, mengungguli tiga pasangan calon lainnya dengan elektabilitas 65 persen.
Di urutan kedua ada cagub-cawagub Jabar nomor urut 3 Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie dengan elektabilitas 9 persen, lalu paslon nomor urut 2 Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja dengan 4,6 persen.
Di posisi terakhir ada paslon nomor urut 1 Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dei Natarina yang memperoleh elektabilitas 4,1 persen.
Sementara, ada 17,3 persen responden yang menjawab tidak tahu atau belum menentukan pilihan alias undecided voters.
Peneliti senior Litbang Kompas Bestian Nainggolan menjelaskan, tingginya elektabilitas Dedi Mulyadi-Erwan dikarenakan investasi politik yang dilakukan Dedi selama beberapa tahun.
Baca juga: Prediksi Peralihan Basis Suara Anies dan Ahok pada Pilkada Jakarta…
Adapun Dedi telah dikenal masyarakat sebagai Bupati Purwakarta dua periode dan juga pernah menjadi anggota DPR RI
“Sudah sejak lama Pak Dedi, mulai jadi Bupati Purwakarta dua periode, beranjak dia jadi tokoh Golkar sekarang Gerindra.
Sementara, menurut Bestian, elektabilitas tiga kandidat lainnya rendah karena tidak terlalu dikenal publik.
Sementara, menurut Bestian, elektabilitas tiga kandidat lainnya rendah karena tidak terlalu dikenal publik.
Bestian menilai, hal itu karena peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 Tahun 2024 terkait ambang batas pencalonan kepala daerah.
Hal ini membuat sejumlah parpol bisa mengusung kandidatnya.
Namun, imbasnya, para calon yang diusung, memiliki keterbatasan waktu dalam memperkenalkan diri ke publik.
Dari hasil survei, 71,2 persen responden tidak mengetahui paslon 1 Acep-Gita, kemudian 63,5 persen tidak mengetahui paslon 2 Jeje-Ronal, dan 62,9 persen tidak mengetahui Achmad Syaikhu-Ilham Habibie.
Sementara, hanya 12,9 persen yang tidak mengetahui Dedy Mulyadi-Erwan.
Saya pikir ketidakterkenalan ini atau ketidaktahuan para pemilih terhadap sosok para calon, mengurangi sisi ketertarikan dan memilih langsung ke para sosok. Jadi dari ketidakkenalan lalu ketidaktahuan, beranjak pada preferensi, dan pilihan,” ujar Bestian.
Metode Penelitian Survei melalui wawancara tatap muka ini diselenggarakan Litbang Kompas dari tanggal 1–9 November 2024.
Sebanyak 630 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di Provinsi Jawa Barat.
Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, “margin of error” penelitian +/- 3,90 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
Meskipun demikian, kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi.