“Bayangkan suami-istri polisi, istrinya membakar suaminya sampai meninggal. Saya kira ini kan mereka orang yang tahu (hukum), secara dia aparat penegak hukum kan masalahnya,” ucap Abdul Kharis. Namun, kata dia, kasus tersebut akhirnya tetap terjadi.
Jakarta – Fusilatnews – Tak mau disalahkan atas terjadinya kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) seperti tragedi pembakaran sang suami oleh isteri tercinta kerena gagal memblokir situs judi online di jaringan Internet, Menteri Komunikasi dan Informatika atau Menkominfo Budi Arie Setiadi cari “kambing hitam” seraya menuding perempuan lebih kejam dari lelaki
“Selanjutnya ini juga hot ini, soal judi online. Kita harus berduka cita karena ada polisi yang, ketika saya baca beritanya siapa yang melakukan istrinya ya,” kata Budi di kompleks parlemen Senayan, Jakarta pada Senin, 10 Juni 2024. Budi sedang mengikuti rapat dengan Komisi I DPR RI saat mengatakan hal tersebut.
Budi kemudian menyampaikan selentingan komentarnya sambil berseloroh. “Ternyata perempuan itu lebih kejam dari lelaki ya. Ini tanpa gender stereotype loh, yang istrinya membunuh suaminya polisi,” ucap Budi diikuti beberapa tawa dari peserta rapat lainnya.
Lebih lanjut, Budi mengatakan kasus tersebut bukan pertama kalinya ada korban nyawa akibat judi online. Sebelumnya, dia berujar ada juga kasus anggota TNI yang bunuh diri karena utang judi online.
Budi kemudian menyatakan judi online adalah masalah yang punya berbagai dimensi. Maka dari itu, pemberantasan judi online bukanlah tugas satu kementerian saja.
Dia menyampaikan bahwa lembaga-lembaga lain seperti Kepolisian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Bank Indonesia (BI) juga turut memiliki peran dalam menurunkan kasus judi online di tanah air.
“Ini ada urusan soal payment system, ini ada urusan soal lobi luar negeri. Karena internet ini kan borderless, lintas negara. Server-nya di negara lain,” ujar Budi
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari lebih dulu mengungkit kasus Polwan di Mojokerto itu dalam rapat dengan Budi Arie. Dia mengatakan kejadian itu bermotif gaji yang tidak diberikan kepada sang istri. Sebabnya, gaji tersebut digunakan untuk bermain judi online.
“Bayangkan suami-istri polisi, istrinya membakar suaminya sampai meninggal. Saya kira ini kan mereka orang yang tahu (hukum), secara dia aparat penegak hukum kan masalahnya,” ucap Abdul Kharis. Namun, kata dia, kasus tersebut akhirnya tetap terjadi.
Dia pun meminta pemerintah untuk memperhatikan betul dampak judi online tersebut.
“Artinya memang ini serius sekali terkait dengan judi online, saya kira, kita dukung sepenuhnya Pak Menteri untuk mengambil langkah-langkah untuk memaksimalkan pencegahan sehingga efek dari judi online bisa kita tekan semaksimal mungkin,” ujar politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.