• Login
ADVERTISEMENT
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
Fusilat News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Feature

Pembodohan Nasional di Era Jokowi: Ketika Abu Janda Lebih Didengar daripada Dr. Refly Harun

Ali Syarief by Ali Syarief
March 2, 2025
in Feature, Politik
0
Pembodohan Nasional di Era Jokowi: Ketika Abu Janda Lebih Didengar daripada Dr. Refly Harun
Share on FacebookShare on Twitter

FusilatNews – Dalam suasana kebangsaan yang semakin carut-marut, kita menyaksikan ironi yang luar biasa. Sosok-sosok seperti Abu Janda, Denny Siregar, dan Rudi Kamri tampil begitu dominan di panggung nasional, seolah merepresentasikan narasi resmi kekuasaan. Sementara itu, para intelektual yang memiliki kapasitas keilmuan, seperti Dr. Refly Harun—seorang pakar hukum tata negara—justru tersingkir dan suaranya tenggelam dalam hingar-bingar politik yang chaos. Fenomena ini bukan hanya mencerminkan kemunduran intelektualitas bangsa, tetapi juga mengindikasikan upaya sistematis untuk menggiring opini publik menuju kebodohan massal.

Siapa yang Didengar, Siapa yang Dibungkam?

Dalam demokrasi yang sehat, suara intelektual seharusnya menjadi panduan bagi rakyat dan pemangku kebijakan. Sayangnya, di era Jokowi, yang lebih dihargai bukanlah mereka yang menawarkan pemikiran jernih berbasis data dan analisis mendalam, melainkan para “influencer politik” yang gemar membangun narasi provokatif tanpa substansi. Orang-orang seperti Abu Janda dan Denny Siregar lebih mendapatkan panggung karena mereka menyuarakan narasi yang sesuai dengan kepentingan penguasa.

Mereka diberi ruang luas di media sosial, diundang ke forum-forum diskusi, bahkan memiliki akses ke jaringan kekuasaan. Sementara itu, para akademisi dan pemikir kritis justru dianggap sebagai ancaman. Kritik-kritik ilmiah yang disampaikan oleh intelektual seperti Dr. Refly Harun kerap direduksi sebagai “serangan politik,” bukan sebagai bagian dari diskursus yang sehat. Akibatnya, publik lebih terpapar pada informasi yang menyesatkan daripada pencerahan intelektual yang seharusnya membangun kesadaran kritis.

Pembodohan Sistematis di Era Jokowi

Fenomena ini tidak terjadi secara alami, melainkan merupakan bagian dari rekayasa sosial-politik yang disengaja. Ada tiga faktor utama yang menjadi penyebabnya:

  1. Dominasi Media yang Dikendalikan Oligarki Media mainstream saat ini bukan lagi pilar keempat demokrasi yang independen, melainkan alat propaganda penguasa. Liputan yang berimbang semakin jarang ditemukan. Sebaliknya, tokoh-tokoh yang mendukung pemerintah diberi sorotan lebih besar, sementara kritik dan pemikiran yang berbeda dibungkam atau didiskreditkan.
  2. Maraknya Buzzer dan Influencer Politik Pemerintah di era Jokowi memahami bahwa pertarungan opini publik tidak lagi hanya terjadi di media konvensional, tetapi juga di media sosial. Oleh karena itu, jaringan buzzer dikerahkan untuk mengontrol narasi, menyerang oposisi, dan menggiring opini masyarakat. Alih-alih mendorong literasi politik yang sehat, yang terjadi justru adalah pembodohan massal di mana kritik dianggap sebagai ancaman dan kepatuhan dianggap sebagai kebajikan.
  3. Kriminalisasi Pemikiran Kritis Kebebasan berpendapat yang dijamin oleh konstitusi semakin tergerus. Mereka yang berani mengkritik pemerintah berisiko dikriminalisasi, dicap sebagai penyebar hoaks, atau bahkan dihadapkan pada tuntutan hukum. Kondisi ini membuat banyak intelektual memilih diam daripada harus berhadapan dengan kekuasaan yang represif.

Bangsa yang Anti-Intelektual: Menuju Kemunduran Peradaban

Bangsa yang menomorduakan intelektualitas dan justru mengedepankan suara-suara provokatif tanpa dasar keilmuan adalah bangsa yang sedang menuju kehancuran. Jika para pemikir dikesampingkan dan narasi politik dikendalikan oleh mereka yang minim kapasitas intelektual, maka arah pembangunan bangsa ini akan semakin jauh dari harapan.

Sejarah membuktikan bahwa negara-negara yang berkembang pesat selalu menjunjung tinggi peran para pemikir dan akademisi. Namun, yang terjadi di Indonesia saat ini justru sebaliknya. Kita membiarkan panggung kebangsaan dipenuhi oleh para agitator, sementara para cendekiawan kita dipaksa berjuang di pinggiran, mencari ruang untuk sekadar didengar.

Kesimpulan: Saatnya Melawan Pembodohan

Jika situasi ini dibiarkan berlarut-larut, maka kita akan menghadapi generasi yang kehilangan daya kritis dan terbiasa menerima narasi tanpa mempertanyakan kebenarannya. Bangsa ini harus kembali kepada jalur intelektualitas dan rasionalitas. Kita tidak bisa terus-menerus membiarkan figur-figur kampung minim intelektualitas menguasai ruang publik, sementara para pemikir sejati tersingkir.

Saatnya rakyat membuka mata. Pembodohan yang terjadi saat ini bukanlah kebetulan, melainkan sebuah strategi. Jika kita ingin perubahan, maka kita harus mulai dari diri sendiri: dengan menolak propaganda kosong, mendukung pemikiran kritis, dan memperjuangkan kebebasan akademik serta intelektual. Sebab, sebuah bangsa hanya bisa maju jika mereka menghargai pemikiran, bukan sekadar suara yang menggema tanpa makna.

Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.

Unsubscribe
ADVERTISEMENT
Previous Post

Indonesia dalam Belenggu Kebodohan: Ketika Ilmu Kalah Oleh Sensasi (Influencer)

Next Post

58 Tahun Beroperasi Riwayat Sritex Berakhir Dengan PHK Ribuan Orang

Ali Syarief

Ali Syarief

Related Posts

PUTUSAN TANPA SIDANG, KONSTITUSI TANPA RAKYAT
Feature

PUTUSAN TANPA SIDANG, KONSTITUSI TANPA RAKYAT

June 13, 2025
Putusan MK: Pejabat Negara Jadi Capres Tak Perlu Mundur, Cukup Persetujuan Presiden
Birokrasi

Gaji Naik 280%, Hakim Tak Bisa ‘Dibeli”, Prabowo Mengigau

June 13, 2025
Amuba Dusta Jokowi: Warisan Moral yang Merusak, Urgensi Evaluasi Kesehatan demi Tanggung Jawab Hukum
Crime

Amuba Dusta Jokowi: Warisan Moral yang Merusak, Urgensi Evaluasi Kesehatan demi Tanggung Jawab Hukum

June 13, 2025
Next Post
Utang Menggunung, Gagal Bayar. Sritex Resmi Pailit

58 Tahun Beroperasi Riwayat Sritex Berakhir Dengan PHK Ribuan Orang

Mas Wowo – Jangan Seperti Cowboy, Masuk Kota Hanya Bikin Onar

Pelajaran yang Terlupa: Nasihat untuk Prabowo

Notifikasi Berita

Subscribe

STAY CONNECTED

ADVERTISEMENT

Reporters' Tweets

Pojok KSP

  • All
  • Pojok KSP
Putusan MK: Pejabat Negara Jadi Capres Tak Perlu Mundur, Cukup Persetujuan Presiden
Birokrasi

Gaji Naik 280%, Hakim Tak Bisa ‘Dibeli”, Prabowo Mengigau

by Karyudi Sutajah Putra
June 13, 2025
0

Oleh: Karyudi Sutajah Putra, Calon Pimpinan KPK 2019-2024 Jakarta - Rupanya masih saja ada yang percaya bahwa kenaikan gaji akan...

Read more
Duo Budi Selamat dari Lubang Jarum Resuffle, Jokowi Tertawa

Duo Budi Selamat dari Lubang Jarum Resuffle, Jokowi Tertawa

June 13, 2025
Fungsi Pertahanan TNI dalam Pembentukan Batalyon Teritorial Pembangunan Alami Distorsi

Fungsi Pertahanan TNI dalam Pembentukan Batalyon Teritorial Pembangunan Alami Distorsi

June 11, 2025
Prev Next
ADVERTISEMENT
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

November 16, 2024
Zalimnya Nadiem Makarim

Zalimnya Nadiem Makarim

February 3, 2025
Beranikah Prabowo Melawan Aguan?

Akhirnya Pagar Laut Itu Tak Bertuan

January 29, 2025
Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

January 6, 2025
Copot Kapuspenkum Kejagung!

Copot Kapuspenkum Kejagung!

March 13, 2025
Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

May 19, 2024
Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

24
Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

18
Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

8
Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

7
Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

4
Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

4
PUTUSAN TANPA SIDANG, KONSTITUSI TANPA RAKYAT

PUTUSAN TANPA SIDANG, KONSTITUSI TANPA RAKYAT

June 13, 2025
Putusan MK: Pejabat Negara Jadi Capres Tak Perlu Mundur, Cukup Persetujuan Presiden

Gaji Naik 280%, Hakim Tak Bisa ‘Dibeli”, Prabowo Mengigau

June 13, 2025
Amuba Dusta Jokowi: Warisan Moral yang Merusak, Urgensi Evaluasi Kesehatan demi Tanggung Jawab Hukum

Amuba Dusta Jokowi: Warisan Moral yang Merusak, Urgensi Evaluasi Kesehatan demi Tanggung Jawab Hukum

June 13, 2025

KOPERASI ADALAH DEMOKRASI YANG BEKERJA DI DAPUR-DAPUR RUMAH RAKYAT

June 13, 2025
68,25 Persen Penduduk Indonesia Hidup dalam Kemiskinan

68,25 Persen Penduduk Indonesia Hidup dalam Kemiskinan

June 13, 2025
A Journey That Never Reached Its Destination —A goodbye that never came.

A Journey That Never Reached Its Destination —A goodbye that never came.

June 13, 2025

Group Link

ADVERTISEMENT
Fusilat News

To Inform [ Berita-Pendidikan-Hiburan] dan To Warn [ Public Watchdog]. Proximity, Timely, Akurasi dan Needed.

Follow Us

About Us

  • About Us

Recent News

PUTUSAN TANPA SIDANG, KONSTITUSI TANPA RAKYAT

PUTUSAN TANPA SIDANG, KONSTITUSI TANPA RAKYAT

June 13, 2025
Putusan MK: Pejabat Negara Jadi Capres Tak Perlu Mundur, Cukup Persetujuan Presiden

Gaji Naik 280%, Hakim Tak Bisa ‘Dibeli”, Prabowo Mengigau

June 13, 2025

Berantas Kezaliman

Sedeqahkan sedikit Rizki Anda Untuk Memberantas Korupsi, Penyalahgunaan kekuasaan, dan ketidakadilan Yang Tumbuh Subur

BCA No 233 146 5587

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist