Sementara itu, rata-rata beras Setra I/Premium di Ibu Kota berada di angka Rp 15.926 per kilogram. Harga tertinggi jenis beras ini berada di Pasar Pluit senilai Rp 20.000 per kilogram.
Jakarta – Fusilatnews – Saat berkunjung ke Pasar Induk Cipinang Kamis (15/2/2024) dua pekan lalu Presiden Joko Widodo memastikan harga beras sudah turun dalam dua pekan ke depan
Namun realitanya tak seindah ucapan Jokowi, masa dua pekan hampir terlamlaui harga beras justru meroket mencapai jauh diatas HET.
Saat itu di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timu Jokowi menampaikan bahwa suplai beras sedikit demi sedikit kembali aman di pasar.
Permasalahan suplai yang menjadi salah satu penyebab kelangkaan beras sudah diselesaikan lewat pengiriman beras dari Perum Bulog ke daerah maupun ke Pasar Induk Cipinang.Setelah hampir dua pekan pernyataan Jokowi tak kunjung terwujud, justru harga beras melonjak tinggi.
Berdasarkan laporan web site infopanganjakarta.go.id, Kamis (26/2/2024), harga beras IR 64 di Jakarta rata-rata berada di angka Rp 15.418 per kilogram.
Masih berdasarkan laman resmi Pemprov DKI tersebut, harga tertinggi jenis beras IR 64 ini ada di Pasar Pademangan Timur yang menyentuh Rp 18.000 per kilogram.
Sementara itu, rata-rata beras Setra I/Premium di Ibu Kota berada di angka Rp 15.926 per kilogram. Harga tertinggi jenis beras ini berada di Pasar Pluit senilai Rp 20.000 per kilogram.
Kondisi kenaikan harga beras ini membuat sejumlah emak-emak “naik pitam”. Bikin kepala pusing Salah satunya ibu rumah tangga (IRT) Umamah (55), yang mengeluhkan harga beras kian melambung tinggi.
Sedangkan uang belanja yang diberikan suami hanya bisa membeli beras dua liter saja. “Saya sebagai emak-emak, berkeberatan banget. Ini dari kemarin naik, sekarang sudah mau masuk puasa dan sebentar lagi Lebaran. Nanti bakal naik lagi,” ujar Umamah bertemu awak media di Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (26/2/2024).
“Terasa banget naiknya, bikin pusing kepala. Yang biasanya beli beras lima liter, sekarang mah cuma dapat dua liter. Soalnya kan uangnya juga terpakai buat beli minyak dan lain-lain,” lanjutnya.
Sebelum ada kenaikan, Umamah mengaku membeli beras hanya senilai Rp 10.000-Rp 11.000 per liternya. “Yang di agen-agen saja sudah naik, apalagi di warung kelontong? Gimana enggak pusing emak-emak,” kata Umamah sambil tertawa. Kurangi jajan anak Dengan adanya kenaikan beras ini,
IRT bernama Suherni (47) terpaksa mengurangi jajan anaknya yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).