• Login
ADVERTISEMENT
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
Fusilat News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Feature

VISUALISASI, VISI DAN NILAI: MENJAWAB KRITIK ROCKY GERUNG TERHADAP DEDI MULYADI

Radhar Tribaskoro by Radhar Tribaskoro
May 24, 2025
in Feature, Tokoh
0
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Radhar Tribaskoro

Rocky Gerung, filsuf publik yang dikenal dengan argumentasi tajamnya, baru-baru ini melontarkan kritik keras terhadap Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM). Menurut Rocky, KDM adalah pemimpin yang lebih menonjolkan visualisasi dibandingkan visi; lebih sibuk tampil daripada berpikir. Ia bahkan menyebut KDM sebagai “fotokopi Mulyono”, sindiran kepada Jokowi, karena dianggap sama-sama mengandalkan gaya ketimbang gagasan. Rocky menyimpulkan bahwa pendukung KDM tidak berbeda dari pendukung Jokowi: buzzer yang siap membela idolanya tanpa berpikir.

Kritik Rocky ini patut dihargai sebagai bagian dari diskursus publik. Namun, ada baiknya kita mendudukkannya secara proporsional. Apakah benar pemimpin yang menonjol secara visual berarti dangkal secara intelektual? Apakah benar publik yang menyukai kerja nyata selalu anti terhadap visi dan konsep? Dan yang paling penting: apakah pemimpin yang tidak mengartikulasikan gagasan secara teoretis berarti tak punya fondasi berpikir?

“Antara Visual dan Visi*

Visual dan visi bukanlah dua hal yang bertentangan. Dalam dunia politik modern yang mediatized (Castells, 2009), visual adalah bagian dari strategi komunikasi. Visualisasi tindakan—seperti KDM yang membongkar pasar, membersihkan sungai, atau mendampingi warga—tidak otomatis berarti ketiadaan visi. Justru visual menjadi alat untuk menunjukkan proses kerja, transparansi kebijakan, dan mengajak publik untuk terlibat.

Rocky benar bahwa visi penting. Namun visi tanpa keberanian bertindak hanyalah retorika. Sebaliknya, tindakan tanpa narasi hanya menjadi tontonan. KDM mencoba menggabungkan keduanya: ia tidak berteori di atas podium, tetapi membangun narasi lewat tindakan. Ini adalah bentuk dari pragmatic visioning—visi yang ditunjukkan lewat praktik, bukan hanya pidato.

Sejarah politik Indonesia penuh dengan tokoh besar yang tidak dikenal karena konsepnya, tetapi karena integritas dan keberaniannya. Jenderal Sudirman, misalnya, tidak meninggalkan satu pun teori politik, tetapi pilihannya untuk bergerilya saat Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda adalah keputusan strategis yang mengandung visi kebangsaan: bahwa kemerdekaan tidak boleh dinegosiasikan.

Di dunia internasional, kita bisa menyebut:
– Nelson Mandela: meskipun memiliki pemahaman ideologis, ia tidak dikenal sebagai teoritikus, tetapi sebagai simbol rekonsiliasi dan kemanusiaan.
– Vaclav Havel: lebih dikenal sebagai sastrawan dan praktisi moral daripada pemikir politik, namun ia mampu memimpin Cekoslowakia keluar dari komunisme.
– Angela Merkel: tidak memproduksi teori besar, tetapi diakui sebagai pemimpin visioner karena konsistensi moral dan kebijakan berbasis bukti.
– Mother Teresa: bukan pemikir ideologis, tetapi dedikasinya menjadi wajah nyata dari nilai-nilai kemanusiaan.
– Dalam pengalaman saya pribadi banyak teman yang tidak pandai menjelaskan hal-hal sederhana seperti demokrasi atau otokrasi, tetapi ketika zaman memanggilnya melawan rejim Orde Baru yang berada disaf terdepan. Ia tidak fasih mengkonseptualisaikan pikirannya tetapi ia bersedia membayar dengan tahun-tahun penjara dimana masa depan bangsa yang lebih baik.

Mereka tidak menulis teori politik, tetapi praktiknya mengubah arah sejarah.

Visi Tak Harus Verbalis

Tidak semua pemimpin berpikir dalam kerangka konseptual formal. Ada yang berpikir dalam bentuk nilai, prinsip, dan intuisi moral. Dedi Mulyadi, misalnya, menunjukkan konsistensi berpihak kepada rakyat kecil, keberanian mengintervensi pasar kekuasaan (seperti dalam kasus dana hibah pesantren), serta keteguhan melawan rapat-rapat tak berujung yang hanya mempertahankan status quo. Ini bukan populisme kosong, tetapi moral disruption.

Tentu, Dedi bukan pemikir akademis. Tapi ini tidak otomatis membuatnya anti-intelektual. Ia membaca realitas secara kontekstual, bukan tekstual. Ia membaca keluhan warga, bukan jurnal internasional. Ia menggunakan media sosial sebagai ruang deliberasi, bukan sekadar panggung pencitraan.

Di sini saya tidak ingin mengatakan bahwa sahabat saya Rocky Gerung tidak menyukai orang-orng biasa. Ia menyukai pikiran yang bernas, argumentasi yang jernih, dan keberanian berpikir. Kalau ia tampak hanya akrab dengan para intelektual, itu lebih karena ia membutuhkan ruang berpikir yang resonan, bukan karena menolak atau menilai rendah orang-orang “biasa.”

Apa yang disampaikan Rocky bisa dibaca sebagai ekspresi dari habitus intelektual yang menghargai argumentasi konseptual. Dalam kacamata Bourdieu, Rocky sedang menggunakan modal budayanya untuk mempertahankan medan dominasi simbolik: bahwa intelektual yang baik adalah yang berpikir abstrak.

Namun pemimpin seperti KDM bermain di medan berbeda: bukan kampus atau seminar, tetapi pasar, kampung, dan jalanan. Ia bukan pemilik modal simbolik akademik, tapi punya legitimasi moral dan tindakan. KDM tidak mengartikulasikan konsep seperti deliberatif, distribusi, atau governance. Tapi ia menjalankannya.

Audiens KDM dan Buzzerisme

Rocky menuduh pendukung KDM mirip dengan buzzer Jokowi: membabi buta dan anti-kritik. Ini tuduhan serius, dan perlu dilihat secara lebih teliti. Faktanya, banyak pendukung KDM adalah warga yang merasa diperhatikan. Mereka bukan buzzer profesional, tetapi warga digital yang melihat langsung dampak kerja KDM di medsos.

Ada perbedaan antara fanatisme buta dan solidaritas digital. Publik yang membela KDM bukan karena ia suci, tetapi karena ia hadir. Ia hadir dalam banjir, di pasar, di kampung, bukan hanya di baliho.

Rocky Gerung memberikan kontribusi penting bagi demokrasi: ia memaksa kita berpikir. Tapi berpikir saja tidak cukup. Demokrasi butuh kerja nyata. Dedi Mulyadi mungkin tidak menyampaikan konsep seperti deliberasi, inklusi, atau redistribusi. Tapi ia melakukannya dalam bentuk kebijakan. Ia tidak banyak berkata, tetapi ia bekerja.

Dalam dunia yang penuh noise politik, pemimpin yang hadir dan bekerja nyata adalah bentuk artikulasi visi tersendiri. Visi bukan hanya apa yang diucapkan, tetapi apa yang diperjuangkan dan diwujudkan. Visual bukan sekadar pencitraan, tetapi bisa menjadi kanal akuntabilitas dan pembelajaran.

Mungkin, di zaman ketika politik terlalu penuh basa-basi, kita justru butuh lebih banyak pemimpin yang diam-diam berpikir, tapi berani bertindak.===

Referensi:
Castells, M. (2009). Communication Power. Oxford University Press.
Bourdieu, P. (1984). Distinction: A Social Critique of the Judgement of Taste. Harvard University Press.
Heifetz, R. A. (1994). Leadership Without Easy Answers. Harvard University Press.
Luhmann, N. (1995). Social Systems. Stanford University Press.

Cimahi, 23 Mei 2025
Penulis pernah menjadi Sekertaris DPD Gerindra Jawa Barat

Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.

Unsubscribe
ADVERTISEMENT
Previous Post

Betapa Rendahnya Kualitas Produk Hukum Kita

Next Post

Bahlil Murka, Sebut Isu Ijazah Jokowi Sudah Keterlaluan: ‘Cari Isu yang Lebih Produktif!

Radhar Tribaskoro

Radhar Tribaskoro

Related Posts

PUTUSAN TANPA SIDANG, KONSTITUSI TANPA RAKYAT
Feature

PUTUSAN TANPA SIDANG, KONSTITUSI TANPA RAKYAT

June 13, 2025
Putusan MK: Pejabat Negara Jadi Capres Tak Perlu Mundur, Cukup Persetujuan Presiden
Birokrasi

Gaji Naik 280%, Hakim Tak Bisa ‘Dibeli”, Prabowo Mengigau

June 13, 2025
Amuba Dusta Jokowi: Warisan Moral yang Merusak, Urgensi Evaluasi Kesehatan demi Tanggung Jawab Hukum
Crime

Amuba Dusta Jokowi: Warisan Moral yang Merusak, Urgensi Evaluasi Kesehatan demi Tanggung Jawab Hukum

June 13, 2025
Next Post
Ketika Kampus Diintervensi oleh Kekuatan Politik: UI, UGM, dan Krisis Integritas Akademik

Bahlil Murka, Sebut Isu Ijazah Jokowi Sudah Keterlaluan: 'Cari Isu yang Lebih Produktif!

Indonesia Negara Rechtsstaat, Bukan Negara Maksiat

Notifikasi Berita

Subscribe

STAY CONNECTED

ADVERTISEMENT

Reporters' Tweets

Pojok KSP

  • All
  • Pojok KSP
Putusan MK: Pejabat Negara Jadi Capres Tak Perlu Mundur, Cukup Persetujuan Presiden
Birokrasi

Gaji Naik 280%, Hakim Tak Bisa ‘Dibeli”, Prabowo Mengigau

by Karyudi Sutajah Putra
June 13, 2025
0

Oleh: Karyudi Sutajah Putra, Calon Pimpinan KPK 2019-2024 Jakarta - Rupanya masih saja ada yang percaya bahwa kenaikan gaji akan...

Read more
Duo Budi Selamat dari Lubang Jarum Resuffle, Jokowi Tertawa

Duo Budi Selamat dari Lubang Jarum Resuffle, Jokowi Tertawa

June 13, 2025
Fungsi Pertahanan TNI dalam Pembentukan Batalyon Teritorial Pembangunan Alami Distorsi

Fungsi Pertahanan TNI dalam Pembentukan Batalyon Teritorial Pembangunan Alami Distorsi

June 11, 2025
Prev Next
ADVERTISEMENT
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

November 16, 2024
Zalimnya Nadiem Makarim

Zalimnya Nadiem Makarim

February 3, 2025
Beranikah Prabowo Melawan Aguan?

Akhirnya Pagar Laut Itu Tak Bertuan

January 29, 2025
Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

January 6, 2025
Copot Kapuspenkum Kejagung!

Copot Kapuspenkum Kejagung!

March 13, 2025
Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

May 19, 2024
Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

24
Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

18
Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

8
Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

7
Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

4
Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

4
PUTUSAN TANPA SIDANG, KONSTITUSI TANPA RAKYAT

PUTUSAN TANPA SIDANG, KONSTITUSI TANPA RAKYAT

June 13, 2025
Putusan MK: Pejabat Negara Jadi Capres Tak Perlu Mundur, Cukup Persetujuan Presiden

Gaji Naik 280%, Hakim Tak Bisa ‘Dibeli”, Prabowo Mengigau

June 13, 2025
Amuba Dusta Jokowi: Warisan Moral yang Merusak, Urgensi Evaluasi Kesehatan demi Tanggung Jawab Hukum

Amuba Dusta Jokowi: Warisan Moral yang Merusak, Urgensi Evaluasi Kesehatan demi Tanggung Jawab Hukum

June 13, 2025

KOPERASI ADALAH DEMOKRASI YANG BEKERJA DI DAPUR-DAPUR RUMAH RAKYAT

June 13, 2025
68,25 Persen Penduduk Indonesia Hidup dalam Kemiskinan

68,25 Persen Penduduk Indonesia Hidup dalam Kemiskinan

June 13, 2025
A Journey That Never Reached Its Destination —A goodbye that never came.

A Journey That Never Reached Its Destination —A goodbye that never came.

June 13, 2025

Group Link

ADVERTISEMENT
Fusilat News

To Inform [ Berita-Pendidikan-Hiburan] dan To Warn [ Public Watchdog]. Proximity, Timely, Akurasi dan Needed.

Follow Us

About Us

  • About Us

Recent News

PUTUSAN TANPA SIDANG, KONSTITUSI TANPA RAKYAT

PUTUSAN TANPA SIDANG, KONSTITUSI TANPA RAKYAT

June 13, 2025
Putusan MK: Pejabat Negara Jadi Capres Tak Perlu Mundur, Cukup Persetujuan Presiden

Gaji Naik 280%, Hakim Tak Bisa ‘Dibeli”, Prabowo Mengigau

June 13, 2025

Berantas Kezaliman

Sedeqahkan sedikit Rizki Anda Untuk Memberantas Korupsi, Penyalahgunaan kekuasaan, dan ketidakadilan Yang Tumbuh Subur

BCA No 233 146 5587

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

 

Loading Comments...