Oleh: Damai Hari Lubis – Pengamat KUHP (Kebijakan Umum Hukum dan Politik)
Hari ini, Jumat (10 Januari 2025), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) merayakan ulang tahun ke-52. Kemarin (Kamis, 9 Januari 2025), Sekretaris Jenderal PDI-P, Hasto Kristiyanto, dalam konferensi pers di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, menegaskan bahwa Megawati Soekarnoputri akan kembali menjadi Ketua Umum PDI-P pada Kongres 2025. Hal ini terjadi setelah seluruh kader PDI-P menyepakati Megawati untuk menjabat kembali sebagai Ketua Umum PDI-P periode 2025-2030.
Dua poin penting disampaikan Hasto kepada publik:
- Rekomendasi Rakernas
“Dalam Rakernas ke-5 pada Mei 2024, seluruh DPP dan DPD partai telah merekomendasikan Megawati Soekarnoputri untuk kembali menjadi Ketua Umum PDI-P,” ungkap Hasto. - Dukungan DPD PDI-P se-Indonesia
“Puan Maharani, Ketua DPP PDI-P, saat penutupan Rakernas ke-5 pada Mei 2024, membacakan permintaan DPD PDI-P se-Indonesia agar Megawati kembali memimpin PDI-P pada Kongres ke-6 tahun 2025,” tambahnya.
Pernyataan ini mencerminkan konsolidasi internal partai. Menurut pengamat, pernyataan Hasto secara implisit menunjukkan tekad pribadinya, serta komitmen seluruh kader PDI-P, untuk memperjuangkan dan mempertahankan Megawati sebagai Ketua Umum PDI-P.
Sebagai Sekretaris Jenderal, Hasto tidak hanya berfungsi sebagai motor penggerak utama partai tetapi juga memanfaatkan momentum ini untuk “tes ombak,” mengukur loyalitas kader sebelum Kongres ke-6 pada April 2025. Dia ingin memastikan tidak ada kader yang terpengaruh oleh kepentingan pribadi yang merusak soliditas partai, mengacu pada karakteristik “pagar makan tanaman” yang pernah ditunjukkan oleh tokoh-tokoh tertentu.
Hasto juga menyampaikan tiga pesan utama:
- Komitmen Kader
Hasto menegaskan bahwa kader atau mantan kader yang mencoba menggoyahkan kepemimpinan Megawati akan gagal. - Meluruskan Narasi Sesat
Dia membantah isu friksi antara dirinya dan Puan Maharani, menegaskan bahwa mereka bersuara satu: mendukung Megawati tetap sebagai Ketua Umum PDI-P untuk lima tahun ke depan. - Mengantisipasi Politik Sabotase
Hasto menyoroti potensi sabotase dari pihak-pihak yang berusaha mencalonkan tokoh non-kader, seperti “model Moeldoko.” Menurutnya, gejala politik buruk seperti ini tidak akan berhasil.
Dalam pandangan penulis, pernyataan politik Hasto mencerminkan arah strategis yang matang dan relevan. Meski tengah menghadapi status tersangka oleh KPK, Hasto menunjukkan ketenangan, fokus, dan tanggung jawab terhadap dinamika partai. Hal ini membuktikan kapasitasnya sebagai Sekjen PDI-P yang tetap kokoh dan konsisten.