Puncak Jaya, Fusilatnews.– (21 Juli, 10:00 WIT) – Kerusuhan melanda Puncak Jaya, Papua, setelah penembakan tiga warga asli Papua yang diduga sebagai anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) oleh aparat keamanan pada hari Jumat. Insiden ini memicu protes dan bentrokan antara warga dan aparat, yang menyebabkan situasi semakin memanas.
Menurut laporan dari saksi mata, ketiga warga tersebut ditembak dalam operasi yang dilakukan oleh aparat keamanan di distrik Tingginambut, Puncak Jaya. Aparat mengklaim bahwa mereka adalah anggota OPM yang terlibat dalam kegiatan separatis dan memiliki senjata api.
“Kami menerima informasi bahwa ketiga orang tersebut adalah bagian dari kelompok bersenjata yang sering melakukan serangan terhadap pos keamanan dan masyarakat setempat,” kata Kapolda Papua dalam konferensi pers. “Operasi ini adalah bagian dari upaya kami untuk menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah ini.”
Namun, penembakan ini memicu kemarahan warga setempat yang menganggap tindakan tersebut sebagai pelanggaran hak asasi manusia. Ratusan warga turun ke jalan, membakar ban, dan melempari batu ke arah aparat keamanan. Bentrokan tidak terhindarkan, dengan aparat menggunakan gas air mata dan water cannon untuk membubarkan massa.
“Ini adalah tindakan brutal yang tidak bisa diterima. Mereka adalah warga sipil yang tidak bersalah,” ujar seorang tokoh masyarakat Papua yang tidak ingin disebutkan namanya. “Kami menuntut keadilan dan penyelidikan atas kejadian ini.”
Situasi di Puncak Jaya semakin tegang dengan adanya peningkatan kehadiran aparat keamanan di wilayah tersebut. Toko-toko dan sekolah-sekolah ditutup sementara waktu untuk menghindari risiko kekerasan lebih lanjut. Pemerintah setempat menghimbau warga untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Papua telah mengirimkan tim untuk menyelidiki insiden ini. “Kami akan memastikan bahwa setiap tindakan yang melanggar hak asasi manusia akan diusut tuntas. Semua pihak harus menghormati hukum dan hak asasi manusia,” kata Ketua Komnas HAM Papua.
Kerusuhan ini menjadi sorotan nasional dan internasional, dengan berbagai organisasi hak asasi manusia menyerukan penyelidikan independen. Mereka menuntut transparansi dan akuntabilitas dalam penanganan kasus ini.
“Kekerasan bukanlah solusi untuk menyelesaikan masalah di Papua. Dialog dan pendekatan damai harus diutamakan,” kata seorang aktivis hak asasi manusia.
Pemerintah pusat di Jakarta juga menyatakan keprihatinannya atas insiden ini dan berjanji akan mengawasi perkembangan situasi di Puncak Jaya dengan ketat. “Kami akan memastikan bahwa hukum ditegakkan dan tidak ada tindakan yang melanggar hak asasi manusia,” ujar juru bicara pemerintah.
Sementara itu, warga Puncak Jaya berharap agar situasi segera membaik dan keadilan ditegakkan bagi ketiga korban penembakan tersebut.