Tangerang – FusilatNews –Sejumlah truk pengangkut personel militer TNI AL tiba di Desa Tanjung Pasir, Teluknaga, Kabupaten Tangerang, pada Jumat pagi (17/1/2025). Truk-truk tersebut membawa personel marinir lengkap dengan peralatan militer untuk mencabut pagar laut yang selama ini menjadi keluhan utama nelayan setempat.
Kedatangan truk marinir sekitar pukul 07.30 WIB disambut antusias oleh warga desa. Sepanjang jalan, warga tampak berbondong-bondong, baik dengan berjalan kaki maupun menggunakan sepeda motor, menuju Pos TNI AL (Posal) setempat untuk menyaksikan persiapan kegiatan pencabutan pagar laut.
Setiba di Posal, para marinir bersama warga duduk berdampingan. Mereka terlihat berdiskusi dan menerima instruksi terkait teknis pencabutan pagar laut yang akan dilakukan. Selain itu, beberapa marinir terlihat menurunkan perahu karet dari truk untuk digunakan selama operasi di pesisir pantai.
Respon Positif Nelayan
Awi, seorang nelayan Tanjung Pasir, mengaku bersyukur atas bantuan yang diberikan oleh TNI AL. Menurutnya, ratusan personel marinir dan masyarakat akan turun langsung untuk mencabut pagar laut pada Sabtu (18/1/2025).
“Ini adalah hal yang sangat kami nantikan. Seluruh nelayan siap membantu pencabutan pagar laut, khususnya di Tanjung Pasir. Kami sangat berterima kasih atas respons cepat dari TNI AL,” kata Awi saat ditemui.
Hal senada diungkapkan Maun, warga lainnya, yang merasa lega karena pagar laut yang mengganggu aktivitas nelayan akhirnya akan dihilangkan. “Pagar itu sangat mengganggu kehidupan kami sebagai nelayan. Ini menjadi solusi besar bagi kami,” ujarnya.
Latar Belakang Masalah
Pagar laut di perairan Tanjung Pasir sudah lama menjadi masalah bagi para nelayan. MN (55), salah seorang warga terdampak, mengungkapkan bahwa selama proses pembangunan pagar, protes warga sering kali tidak digubris. Bahkan, beberapa warga mengaku menerima intimidasi dari pihak tertentu.
“Awak kapal saya, Pak N, pernah diancam secara langsung. Intimidasi seperti itu tidak hanya terjadi sekali atau dua kali,” kata MN. Ia juga menyebut pihaknya telah melaporkan kejadian tersebut ke kepala desa dan aparat TNI, namun belum ada respons memadai.
Keterlibatan TNI AL
Sementara itu, salah satu anggota TNI AL yang bertugas di Tanjung Pasir mengklarifikasi bahwa pihaknya tidak pernah menyuruh nelayan untuk diam. Sebaliknya, TNI AL berusaha menjembatani komunikasi antara warga dan aparat desa setempat.
“Nelayan sempat mengeluhkan pagar laut ke RT dan RW, tetapi tidak mendapat jawaban. Kami membantu mereka bertemu kepala desa untuk mencari solusi,” ujar anggota TNI AL yang enggan disebut namanya.
Pemilik Pagar Laut
MN juga menuding bahwa pagar laut tersebut dimiliki oleh Agung Sedayu Group, perusahaan besar yang bergerak di bidang properti. Namun, pemerintah setempat hingga kini mengaku tidak mengetahui siapa pemiliknya. “Saya bertanya langsung ke mandor proyek, mereka mengakuinya,” tambah MN.
Momentum Kebersamaan
Menurut warga, kehadiran TNI AL, termasuk rencana keterlibatan pimpinan tertinggi TNI AL, menjadi simbol solidaritas antara masyarakat dan institusi negara.
“Kami sangat bersyukur atas bantuan ini. TNI AL seperti gayung bersambut terhadap kebutuhan kami,” ujar Awi.
Pencabutan pagar laut direncanakan berlangsung selama beberapa hari ke depan dengan melibatkan 150 personel marinir. Operasi ini diharapkan tidak hanya memulihkan akses nelayan, tetapi juga memberikan keadilan bagi masyarakat pesisir yang terdampak kebijakan tidak adil.
Apakah ada hal lain yang perlu ditambahkan atau disesuaikan?