Oleh A Kuswandi
Jakarta, Fusilatnews – Jaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini dari ancaman radikalisme yang bisa menghancurkanya!
Demikian Jenderal Polisi (Purn) Sutanto, Kepala Kepolisian RI (Kapolri) 2005-2008 dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) 2009-2011 di depan Panitia Reuni Akbar SMPN 1 Comal, Pemalang, Jawa Tengah, yang diketuai Heri Suwondo saat “sowan” atau menghadap dirinya di kediamannya di Jakarta, Kamis (25/7/2024) siang.
Malam harinya, Pak Tanto panggilan akrabnya meresmikan gedung Markaz Al Jailani Asia Tenggara di kawasan Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, yang dihadiri Syeikh Prof Dr Muhammad Fadhil Al Jailani, keturunan dari Syeikh Abdul Qodir Al Jailani.
“Ini untuk syiar Islam dalam rangka mengembangkan dan menyebarkan paham Islam moderat, Islam rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam), salah satunya untuk menangkal radikalisme,” jelasnya.
Sebab itu, melalui Panitia Reuni Akbar SMPN 1 Comal ia berpesan agar para alumni di mana pun berada ikut menyebarkan paham Islam moderat demi menjaga NKRI dari ancaman radikalisme yang bisa menghancurkannya.
Mengapa jajaran panitia perlu sowan kepada Pak Tanto?
Pertama, karena Pak Tanto adalah salah seorang alumnus sekolah tersebut. Adapun reuni akbar lintas angkatan yang akan diikuti angkatan pertama hingga terakhir tersebut akan digelar pada Ahad (4/8/2024) mendatang di SMPN 1 Comal.
Kedua, alumnus angkatan 1963 itu juga kelahiran Comal, tepatnya Desa Gedeg, sehingga rasa “melu handarbeni” (sense of belonging) atau rasa memiliki para alumni kepadanya semakin tebal. Begitu pun sense of belonging Pak Tanto kepada para alumni lain dan almamaternya.
Selain Heri Suwondo, jajaran panitia yang sowan Pak Tanto antara lain Toto Siswo (Penasihat), Nur Hadiman (Seksi Teknologi Informasi), Endang Muninggar (Seksi Acara), Rr Wiwik Widowati (Seksi Penggalangan Dana), Karnoto Mohamad (Penasihat) dan Karyudi Sutajah Putra (Humas).
Panitia disambut baik dan diterima Pak Tanto yang didampingi sang istri yang terlihat gembira menerima kedatangan panitia.
Meskipun terpaut agak jauh angkatan Pak Tanto dengan jajaran panitia, namun hal itu tak mengurangi keakraban di antara mereka. “Saya terharu mendapat kunjungan dari adik-adik,” kata Pak Tanto.
Ia kemudian menyampaikan selamat atas dilaksanakannya reuni akbar yang dikaitkan dengan Dies Natalis ke-62 SMPN 1 Comal. “Semoga acaranya berjalan lancar,” cetus pria “low profile” itu.
Selain wujud sense of belonging, Pak Tanto memandang acara reuni akbar tersebut juga merupakan bentuk kontribusi nyata para alumni kepada almamaternya yang telah mengantarkan para alumni menjadi seperti sekarang ini, termasuk dirinya. “Kita harus berterima kasih kepada guru-guru kita yang berhasil mengantarkan kita menjadi seperti sekarang ini,” jelas lulusan terbaik Akademi Kepolisian (Akpol) 1973 ini.
Pak Tanto berharap akan muncul alumni-alumni baru dari SMPN 1 Comal yang lebih baik dari alumni-alumni sebelumnya. “Alumni angkatan lebih muda harus lebih baik dari sebelumnya,” tandas Pak Tanto yang selain dukungan moral juga memberikan dukungan material yang tak sedikit demi lancarnya acara reuni almamaternya itu.
Di akhir acara silaturahim, Nur Hadiman yang merupakan alumnus angkatan 1989 dan juga seorang arsitek itu tampak berbincang akrab dengan Pak Tanto.
Rupanya, NH panggilan akrabnya, mengabarkan dirinya pernah mendapatkan kepercayaan dari Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi untuk membuat Monumen Jenderal Hoegeng, mendiang Kapolri 1968-1971 kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah, yang telah dipasang di depan Stadion Hoegeng dan diresmikan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo didampingi Panglima TNI saat itu Laksamana Yudo Margono di Kota Pekalongan, 11 November 2023.
Pak Tanto pun terlihat manggut-manggut terkait monumen Jenderal Hoegeng, sosok yang selalu menginspirasi serta menjadi panutan dan kebanggaan dirinya itu.