Jakarta – FusilatNews – Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkapkan bahwa anggaran untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terserap hingga saat ini baru mencapai 3 persen dari total anggaran yang telah dialokasikan dalam APBN.
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa rendahnya penyerapan anggaran disebabkan oleh jumlah penerima manfaat yang masih terbatas. “Pada tiga bulan pertama, penerima manfaat program ini hanya sekitar tiga juta orang,” kata Dadan dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IX DPR, seperti dikutip dari Antara, Selasa (6/5/2025).
Ia menambahkan, mulai Mei hingga Juli 2025, target jumlah penerima manfaat akan ditingkatkan menjadi enam juta orang. “Mudah-mudahan target itu bisa tercapai di akhir Mei atau awal Juni, sehingga serapan anggaran pun akan meningkat,” ujarnya.
Dadan juga menyoroti kendala dari sisi sumber daya manusia (SDM). Saat ini, jumlah tenaga yang tergabung dalam Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) masih terbatas, yakni baru 2.000 orang yang telah menyelesaikan pelatihan. Sementara itu, sebanyak 30.000 orang lainnya masih dalam proses pendidikan.
Menurutnya, penyerapan anggaran MBG sangat bergantung pada jumlah penerima manfaat. “Semakin banyak penerima manfaat, semakin besar pula penyerapan anggarannya,” katanya. Ia menyebutkan bahwa keberhasilan program MBG bertumpu pada tiga faktor utama: anggaran, SDM, dan infrastruktur.
Terkait infrastruktur, Dadan mengatakan bahwa saat ini BGN tengah berupaya menyeleksi sejumlah mitra pelaksana. “Saat ini operasional program MBG dijalankan oleh 1.286 mitra, dan semuanya merupakan pelaku UMKM,” jelasnya.
Pembangunan SPPG untuk MBG
Lebih lanjut, Dadan memaparkan bahwa BGN merencanakan pembangunan 1.542 unit SPPG yang saat ini masih dalam tahap perencanaan. “Proses tender kemungkinan dimulai akhir bulan ini dan diperkirakan selesai pada Agustus. Kami berharap pada saat itu, SDM yang dibutuhkan juga sudah tersedia,” tuturnya.
Dengan kesiapan tersebut, BGN menargetkan bisa membuka hingga 7.000 SPPG yang akan melayani lebih dari 20 juta penerima manfaat. “Jika tercapai, maka serapan anggaran bisa mencapai Rp 7 triliun per bulan,” ungkapnya.
Ia memperkirakan bahwa pada September 2025, jumlah penerima manfaat dapat meningkat dua kali lipat menjadi 40 juta orang, yang berarti serapan anggaran bisa mencapai Rp 14 triliun.
Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara meminta BGN untuk mempercepat realisasi belanja program MBG. Hingga 29 April 2025, realisasi anggaran MBG baru mencapai Rp 2,3 triliun. Suahasil menyebutkan bahwa realisasi pada Februari hanya sebesar Rp 300 miliar, sementara belanja pada Maret dan April masing-masing mencapai Rp 1 triliun.